PWNU Sebut Pilgub Jatim Sebagai Laga Persahabatan

958

Probolinggo (wartabromo.com) – PWNU Jawa Timur mengimbau warga nahdliyin tenang hadapi Pilgub Jatim dan tetap menggunakan hak pilihnya. Pilgub Jatim pun dinilai sebagai laga persabatan warga nahdliyin dalam memilih pemimpin.

Perebutan kekuasaan untuk menjadi penghuni Gedung Grahadi Surabaya semakin sengit. Tak hanya di Surabaya, menghangatnya kontestasi dua paslon yakni Syaifullah Yusuf – Puti Guntur Soekarno (Gusti) versus Khofifah Indar Parawansa – Emil Kristianto Dardak (Khomil) hingga ke daerah-daerah. Perang survei antar pasangan calon juga terjadi untuk memantapkan para calon pemilih.

Menghadapi Pilgub kali ini, Ketua PWNU Jawa Timur KH. Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah, meminta seluruh penyelenggara pemilu baik KPU maupun Bawaslu bekerja secara profesional. Sehingga menghasilkan pilkada yang amanah, aman dan damai.

Baca Juga :   Rel Terendam, Ratusan Penumpang KA Terlantar di Probolinggo

“Saya harap pihak kepolisian dan TNI untuk dapat bertindak tegas. Jika ada kelompok tertentu yang ingin menciptakan kegaduhan dan kerusuhan dalam pesta demokrasi di Jawa Timur,” ujar sesuai acara peringatan Haul KH. Moh. Hasan di Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Senin (25/6/2018).

Kiai Mutawakkil menghimbau kepada seluruh warga nahdliyin di Jawa Timur, untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu tertentu. Sebab, hal itu sengaja dihembuskan untuk membenturkan warga NU yang satu dengan yang lainnya. Apalagi dua kontestan merupakan kader terbaik yang dimiliki oleh NU untuk memakmurkan warga.

Ibarat permainan bola, kontestasi pilgub jawa timur merupakan laga persahabatan bagi warga nahdliyin dalam memilih pemimpin. Sebab kedua calon gubernur jatim tersebut merupakan kader terbaik NU yang memiliki keunggulan masing-masing di bidangnya.

Baca Juga :   Hasani Mutasi 60 Pejabat Eselon III dan IV

“Alhamdulillah, mungkin ini satu-satunya di Indonesia, calonnya cuman dua dan semua NU, All NU. Anggaplah ini pertandingan persahabatan. Nah, karena ini tanggung jawab dalam memilih pemimpin maka janganlah keliru. Jika masyarakat bingung mintalah fatwa dan saran dari kiai-kiai,” tutur pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.

Tak hanya itu, warga nahdliyin harus dapat menjaga sikap toleransi dalam proses Pilkada Jatim. Warga diimbau tidak terpengaruh dengan segala bentuk provokasi yang bertujuan memecah belah NU dan membuat gaduh proses Pilkada di Jawa Timur. (saw/saw)