Ini Cara Merawat Bayi Stunting

3226

Pasuruan (wartabromo.com) – Dari keseluruhan bayi di Kota Pasuruan terdapat 2.696 (25,84%) terdeteksi stunting. Banyak cara, bisa dilakukan ibu, untuk merawat anaknya yang memiliki stunting.

Siti Rodhiyah, Pengelola Program Gizi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan menjelaskan, salah satu cara paling sederhana yang dapat dilakukan seorang ibu memiliki bayi stunting adalah pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan.

“Paling penting itu ASI Eksklusif,” terangnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, bagi para ibu yang memiliki anak stunting di bawah 6 bulan, pemberian ASI Eksklusif secara optimal, sangatlah wajib hukumnya. Bahkan, ketika anak mulai menginjak usia lebih 6 bulan, pemberian ASI dianjurkan untuk tetap dilanjutkan, dengan memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) berkualitas. Dinas Kesehatan menganjurkan pemberian MP-ASI berasal dari makanan lokal yang memenuhi syarat “4 bintang”.

Baca Juga :   Siswa Kelas 5 SD di Bangil Dilaporkan Hilang

Makanan dimaksud adalah makanan pokok, kacang-kacangan, lauk pauk hewani, serta sayur, dan buah yang beragam. Pemberian makanan tersebut harus tetap disesuaikan dengan umur anak, terkait jumlah dan tekstur makanan.

Tak hanya asupan makanan saja yang wajib diperhatikan. Ibu dan keluarga juga harus memperbanyak latihan fisik terhadap anak stunting. Latihan fisik yang digunakan dapat berupa permainan. Nah, bentuk permainan menyenangkan yang dapat dilakukan anak usia di atas 1 tahun adalah lompat-lompat. Ini merupakan salah satu bentuk stimulasi kepada orang tua, untuk mengajak anak bermain sedini mungkin.

Hal yang menjadi perhatian, orang tua harus selalu mengecek kesehatan anak dengan stunting secara berkala, selain memperhatikan makanan dan olah fisik, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Baca Juga :   Bawa Pedang Demi Bela Anaknya, Sutantono Dijebloskan ke Penjara

Baca juga: Bayi Stunting di Kota Pasuruan Dipicu Rendahnya Warga Konsumsi Sayur

Diketahui, dalam jangka panjang, bayi stunting mudah terserang penyakit beresiko tinggi, seperti diabetes, obesitas, jantung dan pembuluh darah. Selain itu penyakit berbahaya macam kanker, stroke hingga disabilitas, menghantuinya, ketika sudah beranjak dewasa atau usia tua. (trl/ono)