Yuk, Berwisata ke Museum: Catatan di Hari Museum Nasional

1978

Antropologi forensik dan paleoantropologi juga menjadi salah satu sudut yang menarik di museum ini. Dr. Toetik Koesbardiati yang saat ini menjadi kepala Museum Etnografi menerangkan, dari antropologi forensik ini sangat membantu ketika ada kasus-kasus ditemukan mayat atau kerangka manusia. “Dari rangka manusia bisa direkontruksi untuk menentukan ras, usia, tinggi badan, jenis kelamin juga penyebab kematian. Paleoantropologi berperan untuk menentukan kematian ini disebabkan oleh kekerasan atau penyakit apa, bahkan apakah penyakit itu diobati atau tidak saat masih hidup, bisa jadi akan tampak saat rekonstruksi,” papar Toetik yang menempuh pendidikan doktornya di Hamburg Universitaet di Jerman.

Meski sudah dua kali pernah menyabet juara nasional sebagai museum “unik”, Museum etnografi ini masih berencana untuk memperluas ruangan guna menampung koleksi koleksi lain yang tidak dapat di-display saat ini.

Baca Juga :   Polres Pasuruan Catat 3.684 Pemotor Tak Kenakan Helm selama Operasi Patuh Semeru 2018

Museum ini juga menyediakan buku-buku yang berkaitan dengan antropologi, manusia pra sejarah, suku dan adat istiadat di Nusantara yang berkaitan dengan kematian dan proses pemakaman. Pengunjung di persilahkan untuk membaca di tempat koleksi buku Museum Antropologi ini.

Museum ini sangat cocok untuk kalangan dan segala usia dan lapisan mayarakat, terlebih untuk mahasiswa yang sedang melakukan riset yang berhubungan dengan antropologi.

Berkunjung ke tempat wisata tentu kurang lengkap apabila tidak membawa oleh-oleh dan souvenir. Di museum etnografi juga disediakan sudut souvenir yang menjual T-shirt dan tote-bag untuk pengunjung.

Penasaran? Pengunjung bisa datang kapan saja selama jam buka. Yakni, dari hari Senin-Jumat pukul 09.00-16.00 WIB. (*)