Pekerja PLTU Paiton Tewas Terjatuh dari Gedung Lantai 6

3090

Probolinggo (wartabromo.com) – Kecelakaan kerja terjadi komplek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada Rabu (31/10/2018) siang. Seorang pekerja PLTU Paiton bernama Saiful Bahri (50), tewas pasca terjatuh dari gedung lantai 6 di area broiler unit 7 dan 8 PLTU yang dikelola PT Paiton Operation dan Maintenance Indonesia (POMI).

Insiden yang menimpa pria asal Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, terjadi sekitar pukul 10.45 WIB. Bahri merupakan karyawan sub kontraktor PT Vield Core, masuk job 5498 bagian Scafollder Team. Waktu itu, Bahri tengah droping material di lantai 6. Saat tengah bekerja tersebut, ia terjatuh dari ketinggian.

Akibat jatuh dari ketinggian itu, Bahri mengalami luka parah di bagian kepala dan kaki patah. Sepuluh menit kemudian, petugas Rescue PT POMI tiba di lokasi kejadian. Dengan menggunakan ambulans PT POMI, Bahri pun dibawa ke RS Rizani Paiton.

Baca Juga :   Koran Online 27 September : Polisi Tangkap Tangan Tambang Ilegal di Gempol, hingga Rejeki dari Google untuk Hacker Asal Bukir

Sayang tindakan itu tak mampu menolong nyawa korban. Sekitar Pukul 11.10 WIB, korban meninggal dunia. Pada pukul 11.30 WIB, jasad korban kemudian dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati kraksaan untuk dilakukan visum.

“Kami telah mendapatkan laporan soal kecelakaan kerja itu. Tim identifikasi polres pun telah melihat kondisi jenazah Bahri. Kami dari Reskrim akan lakukan penyelidikan terkait kecelakaan kerja hingga menimbulkan korban jiwa ini. Diduga, ada unsur kelalaian,” kata Kasatreskrim Polres Probolinggo, AKP Riyanto.

Suasana duka pun terasa di kamar jenazah. Sejumlah keluarga tak kuasa menahan air mata saat melihat jenazah Bahri yang mengalami luka parah di kepala. Mereka masih tidak menyangka bahwa saudarnya akan mengalami nasib nahas nan tragis seperti itu. Apalagi sebelumnya tidak mempunyai firasat apa-apa.

Baca Juga :   Bikin Panik, Kardus dalam Bak Truk Terbakar saat Melaju di Jalanraya Sukorejo

“Kemarin sempat bertemu dengan saya dan memberi uang lima ribu rupiah. Katanya mau ngirim anaknya di pondok. Tidak ada tanda apapun yang saya rasakan, apalagi dia orangnya masih sehat,” tutur Jamal (69), sepupu Bahri. (cho/saw)