Bupati Probolinggo Imbau Warga Tak Konsumsi Ikan Buntal

1916

Probolinggo (wartabromo.com) – Kasus keracunan ikan buntal yang menelan korban jiwa, menjadi perhatian Bupati Probolinggo P Tantriana Sari. Ia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo agar warga tidak konsumsi ikan buntal.

Hingga Sabtu (9/2/2019), kondisi kesehatan Moh. Habibullah (13) dan Mahfud (43), korban keracunan ikan buntal, terus membaik. Meski begitu, keduanya masih menjalani rawat inap di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Dua warga RT 22/RW 04 Dusun Gluguk, Desa Brumbungan Kidul, Kecamatan Maron ini, dirawat di ruang berbeda, Mahfud dirawat di ruang Melati E. Sementara Habibullah di ruang Dahlia C.

Kasus keracunan ikan buntal yang dialami warganya itu, menjadi perhatian serius Bupati Probolinggo. Apalagi keracunan itu, sampai mengakibatkan 2 orang meninggal dunia, yakni pasutri Baidowi (49) dan Sunaena (46). Keduanya merupakan orang tua Habibullah.

Baca Juga :   5 Pengunjung jadi Korban Gapura PJB, 4 di Antaranya Siswa SDIT Kota Pasuruan

“Kami turut berduka cita dengan kejadian itu. Kami juga mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Probolinggo agar lebih berhati-hati dalam mengolah maupun mengkonsumsinya. Sebaiknya tidak mengkonsumsinya, karena sangat riskan. Apalagi bagi mereka yang tidak tahu cara mengolahnya,” ujar perempuan nomor 1 di Kabupaten Probolinggo itu.

Tantri sendiri menjenguk 2 korban yang dirawat di RSUD Waluyo Jati Kraksaan pada Jumat (8/2/2019). Selain menjenguk, ia juga memberikan santunan kepada korban. “Sudah kami lihat dari dekat dan alhamdulillah kondisi pasien sudah jauh lebih baik daripada kondisi sebelumnya. Mereka sudah membaik, dan efek racun sudah jauh berkurang tinggal pusing saja yang masih terasa,” kata istri Hasan Aminuddin ini.

Baca Juga :   Kapolres Pasuruan : Kalau Hanya Nyumet Mercon Gak Ditangkap

Imbauan Tantri itu, sangat rasional. Sebab, karakter racun yang dimiliki oleh Ikan Buntal ini cenderung menyerang fungsi syaraf dan organ vital manusia. “Oleh karena itu keluhan mereka yaitu mengalami kelumpuhan, tanda-tanda vital mereka rata-rata tensi darah meningkat, muntah, kondisi fisik melemah, dan jika menyerang jantung sifatnya cepat dan sangat fatal, seperti pada dua korban meninggal kemarin di puskesmas Maron,” jelas dr Anang Budi Yoelijanto Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.

Pihaknya, menurut Anang, telah mengambil sampel makanan dan langsung dikirim ke Surabaya untuk dilakukan uji lab. Diperkirakan akan memakan waktu satu minggu, hingga hasil lab tersebut bisa diketahui. “Atas instruksi Ibu Bupati, semua biaya perawatan akan dibebankan atas nama Pemerintah Kabupaten Probolinggo,” imbuh Anang. (cho/saw)