Gubernur Jawa Timur Gagal Dikukuhkan Sebagai Warga Kehormatan Suku Tengger

2831

Probolinggo (wartabromo.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa gagal dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger pada resepsi Yadnya Kasada, Rabu (17/7/2019) malam. Kehadirannya diwakili oleh Sekda Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap resepsi Yadnya Kasada ada pengukuhan tokoh. Kali ini ada 7 tokoh yang dikukuhkan. Mereka adalah Sekda Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim, Sinarto. Kemudian Dandim 0820 Probolinggo, Letkol (Inf) Imam Wibowo, Kapolres Probolinggo Kota AKBP. Edwwi Kurniyanto, dan Kapolres Probolinggo AKBP. Alfian Nurrizal. Dua lainnya ada Ketua Pengadilan Kabupaten Probolinggo, Gatot Ardian Agustriono dan Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Probolinggo, Zulmi Nurhasani.

Baca Juga :   Tengger Brang Kulon Punya 7 Dukun Baru

Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak urung dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger. Keduanya tidak hadir pada malam resepsi yang diselenggarakan di Pendopo Agung Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo itu.

“Kami tidak tahu pasti, kenapa beliau urung hadir. Awalnya memang dijadwalkan datang, mungkin ada agenda lain yang tidak bisa ditinggalkan,” kata Kabag Humas, Protokol dan Rumah Tangga (HPRT) Kabupaten Probolinggo, Heri Mulyadi.

Dandim 0820 Probolinggo, Letkol (Inf) Imam Wibowo, yang didapuk memberikan sambutan, mengaku sangat tersanjung telah dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger. Suku Tengger sendiri merupakan miniatur kebhinekaan bangsa Indonesia. Sehingga budaya dan alamnya patut dijaga dan dilestarikan.

Baca Juga :   Lautan Pasir dan Kawah Bromo Penuh Sampah Pasca Kasada

“Kalau kita bicara Indonesia di luar negeri, pasti akan tertuju ke Bali dan Bromo. Jadi budaya dan keindahan Bromo, bukan hanya destinasi wisata nasional tapi internasional. Sehingga sudah sepatutnya kita saling menjaga dan melestarikan. Menjadi kebanggaan bagi kami menjadi bagian dari Suku Tengger ini,” ungkap Dandim.

Pasca resepsi, ritual Yadnya Kasada dilanjutkan dengan pembacaan mantra di pura Luhur Poten lautan pasir, Gunung Bromo pada Kamis dini hari (18/7/2018). Menjelang pagi, sesaji atau Ongkek berupa hasil bumi dibawa ke puncak kawah Gunung Bromo dengan jalan kaki dan dilarung ke dasar kawah. Ritual ini, mengundang banyak wisatawan berkunjung, baik lokal maupun mancanegara. (lai/saw)