Dibalik Utas KKN di Desa Penari

9514
Dimana sih lokasi KKN itu? Atau bahkan ceritanya bohong karena semua identitas disamarkan.

Oleh : Maya Rahma

KKN di Desa Penari, tiba-tiba mencuat di dunia maya. Tepat 2 bulan pasca cerita ini rilis di Twitter. Cerita lama sebenarnya, yang dikemas kembali dengan tujuan supaya para pembaca bisa berhati-hati. Hidup di dunia ini gak Cuma bersama makhluk yang nampak, tapi juga tak nampak.

Bahkan saat baca artikel ini, mungkin ada makhluk tak nampak yang ada di samping atau belakangmu. Hehe..

Rupanya niat sang penulis, Simple Man tak mudah dicerna warganet pasca lepas dari Twitter. Banyak yang malah penasaran dengan cerita ini. Tepatnya setelah menyebar di Facebook.

Begini cerita sekilasnya….

Sebutlah, ada beberapa orang yang mengikuti KKN di sebuah Desa wilayah wetan. Dua sudut pandang, Nur dan Widya. Keduanya memang sudah curiga dengan Desa ini. Letaknya pelosok sekali. Harus melewati hutan. Ya meski latar cerita ini sudah belasan tahun lalu sih, jadi ya pantas saja dengan kondisi desa-desa pelosok dengan akses yang sulit.

Baca Juga :   Siapa Bilang JI Tak Berbahaya?

Lama-kelamaan, kejanggalan ini semakin terasa. Mulai dari seperti ada makhluk lain di setiap situasi, lalu tidak boleh keluar desa saat petang menjelang. Ada juga makam yang ditutup kain hitam, munculnya penari-penari misterius hingga batas-batas terlarang Desa.

Semakin menakutkan, semakin bikin penasaran si pelaku. Iya, ada beberapa hal yang diterabas begitu saja. Norma yang harusnya dijaga, dilanggar begitu saja. Ada 2 orang yang melanggar batasan ini. Akhir cerita, mereka harus meninggal, menanggung konsekuensi hal itu.

Dibalik cerita horror ini, banyak orang malah gagal fokus. Mungkin sudah jadi kebiasaan ya. Orang Indonesia biasa gagal fokus. Ada bom, yang viral penjual sate. Ini ada cerita horror dengan pesan menarik, fokusnya ke latar cerita.

Dimana sih lokasi KKN itu? Atau bahkan ceritanya bohong karena semua identitas disamarkan.

Baca Juga :   Tanggapan Atas Tulisan Sumail Abdullah soal Tol Probowangi

Sampai ada yang melakukan analisis lokasi, menerka-nerka. Keren sih ini. Mereka sampai ala-ala detektif membongkar aksi kejahatan.

Dibalik itu semua sebenarnya ada yang berat dengan cerita ini. Khususnya para pelaku cerita di dalamnya yang memang katanya benar ada. Simple man mengungkapkan jika sebenarnya cerita ini sudah melalui perjanjian yang alot. Makanya semua identitas dan lokasi disamarkan.

Ya bayangkan saja, ada pelaku yang hingga meninggal dunia. Bagaimana keluarganya kalau identitas ini terbongkar? Aib lho ini. Apalagi kebanyakan dari mereka trauma. Ya gimana gak trauma sih, harus KKN dengan kondisi demikian?

Yang ingin saya sampaikan sebenarnya hanya satu. Nikmati ceritanya. Baik itu fiksi, non fiksi. Karena yang terpenting adalah pesan dari setiap cerita.

Saya adalah pengikut Simple Man sejak dia masih cerita Pabrik Gula. Sejak followersnya tidak sebanyak sekarang yang nyaris menyentuh angka 200K saat opini ini ditulis. Dari sana saya tahu, meski tak kenal secara langsung, Ia melewati banyak hal tentang ke-ghaiban. Yang jika dipikir, gak masuk akal, tapi memang ada.

Baca Juga :   Habis Ponari, Terbitlah Ningsih Tinampi

Menulis horror tidak semudah itu, apresiasi tertinggi karena bisa membawa pembaca menerka-nerka sampai segitunya. Out of controll. Dan kabar baiknya, cerita ini bakal dinovelkan. Harapan dari pembaca memang demikian sih, bahkan malah pengen difilmkan aja.

Dari sisi penikmat bacaan, saya mengapresiasi minat baca warganet yang luar biasa besar. Rupanya penelitian Indonesia peringkat 60 dari 61 Negara dengan minat baca rendah bisa ditebas begitu saja.

Cerita ini membuat warga net tidak malas klik website. Mau kehilangan kuota beberapa mb untuk membaca cerita horor. Pun tidak malas membaca utas yang segitu panjangnya. Gitu emang yang kalau sudah viral? Semoga semua bacaan bisa viral ya! Huehe.