DLH Temukan Saluran Limbah “Siluman” di Pabrik Tango

3863

Pasuruan (WartaBromo.com)- Saluran limbah siluman. Begitu PT. Ultra Prima Abadi menyembunyikan praktik dumping limbah cair di lahan terbuka di belakang pabrik.

Kalimat itu meluncur begitu saja dari Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, Khoiron terkait penyegelan pabrik di bawah naungan Orang Tua Grup itu.

Menurut Khoiron, dikatakan siluman karena perusahaan yang dikenal dengan merk wafer Tango ini sejatinya memiliki IPLC (Instalasi Pengolah Limbah Cair). Limbah yang telah diolah kemudian dibuang ke sungai di depan pabrik.

Sayangnya, meski memiliki fasilitas IPLC atau IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah), perusahaan yang berada di Dusun Keceling, Desa Kemirisewu, Kecamatan Pandaan ini juga diduga memiliki saluran lain di belakang pabrik.

Baca Juga :   Selama 7 Tahun Dapat Penilaian WTP, Gus Irsyad Sebut Akan Terus Minta Masukan Dewan

Nah, saluran itulah yang diduga dipakai untuk membuang limbah cair yang tidak masuk ke IPLC. “Kayak ada saluran siluman. Jadi saluran di depan itu seakan untuk mengecoh warga, sedangkan yang belakang dibuang sembarangan,” terang Khoiron.

Baca: Pabrik Tango Disegel Gara-gara Limbah, Ini Kata Manajemen

“Ada pipa yang panjang, ngeri pokoknya,” sambung Khoiron. Saat ini, selain penyidik sipil dari DLHK, kasus tersebut juga telah dilaporkan ke Polres Pasuruan.

Seperti diketahui, DLHK Kabupaten Pasuruan menyegel lokasi pembuangan limbah cair ilegal di belakang pabrik Tango di Dusun Keceling, Desa Kemirisewu, Kecamatan Pandaan.

Penyegelan dilakukan pada 8 November lalu itu menyusul adanya laporan warga. “Setelah kami cek, ternyata benar. Langsung kami segel,” kata Kabid Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup DLHK, Khoiron.

Baca Juga :   Pecah! Ribuan Warga Serbu Kenduren Mas di Pohjentrek

Pihak perusahaan sendiri tidak memberikan banyak penjelasan terkait kasus ini. “Saya belum berani memberikan banyak keterangan Mas. Masih dalam investigasi DLH. Nanti based on data dari DLH saja Mas,” kata Harianus, Jumat (13/12/2019) petang. (trn/asd)