Kuota Pupuk Subsidi Terpangkas, Petani Probolinggo Was-was

1232

Probolinggo (wartabromo.com) – Pemerintah memangkas alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Probolinggo hingga 50 persen. Padahal, saat ini sudah mulai memasuki musim tanam, sehingga petani was-was, tak mendapatkan pupuk yang dibutuhkan.

Tahun ini, kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Probolinggo dipatok sebanyak 40.877 ton. Yakni pupuk Urea 22.400 ton, ZA 7.351 ton, SP36 1.763 ton, NPK 8.524 ton, dan organik 839 ton.

Jumlah itu, berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Nomor 521.1/138/110.2/2020 Tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2020, ditetapkan pada 8 Januari 2020.

Dibanding dengan tahun 2019, jumlah tahun ini turun drastis. Tahun lalu, alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 83.407 ton. Dengan rinciannya Urea 44.116 ton, ZA 18.825 ton, SP36 3.907 ton, NPK 11.497 ton, dan organik 5.062 ton.

Baca Juga :   Pemuda Dari 3 Kecamatan di Probolinggo Terlibat Tawuran

“Ada pengurangan alokasi sekitar 50 persen. Pengurangan alokasi pupuk bersubsidi ini berlaku secara nasional. Jadi bukan hanya Kabupaten Probolinggo saja yang alokasinya dikurangi,” kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo, Bambang Suprayitno.

Pengurangan itu, membuat DKPP melakukan realokasi jatah pupuk bersubsidi di 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Realokasi tersebut disesuaikan dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

“Nantinya alokasinya di tiap kecamatan dikurangi berapa persen dari jatah Provinsi Jawa. Kalau dalam perjalanan ada kecamatan yang kekurangan, maka akan dilakukan realokasi antar kecamatan,” tandasnya.

Pengurangan itu, membuat petani was-was. Sebab, saat ini di sebagian wilayah sudah dalam masa tanam padi. Bahkan ada yang dalam proses pemupukan tanaman. Kebutuhan pupuk cukup mendesak, agar unsur hara dalam tanam terpenuhi.

Baca Juga :   Tak Pernah Kenyam Pendidikan, Remaja Yatim Piatu Asal Tongas ingin Rasakan Manisnya Bersekolah

“Kalo ada info pengurangan semacam itu, tentu akan berdampak pada langkanya ketersediaan pupuk. Di masa pertumbuhan seperti saat ini, nutrisi dari pupuk sangat diperlukan agar padi tumbuh dengan baik. Kalau sampai langka, tentu petani dirugikan,” cemas Supriyadi, petani asal Desa Krejengan. (cho/saw)