Tempati Gubuk Reot, Ibu-Anak Tak Terkover Bantuan Pemerintah

1455

Maron (wartabromo.com) – Suwami (72) dan Hartono (45) warga Desa Brabe, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo tinggal di gubuk reot. Meski demikian, keluarga pra sejahtera ini justru belum tercover program bantuan sosial (bansos).

“Sudah 40 tahun hanya hidup berdua sama anak, sama suami sudah lama pisah. Mau kerja lain sudah tidak kuat. Untuk masak dan minum saja, biasanya anak yang ngambil di sumber. Kebetulan sumbernya dekat dengan rumah,” tutur Suwami dalam bahasa Madura pada Sabtu, 26 September 2020.

Ibu dan anak itu, tinggal di gubuk berdinding anyaman bambu. Luasnya pun tak seberapa, yakni dengan lebar 2,5 meter dan panjang 5 meter. Keluarga pra sejahtera yang berdomisili di RT 015 RW 005 Dusun Sumur tersebut, mengandalkan uluran tangan tetangga untuk makan.

Baca Juga :   Pesan Dewan Kota ke Gus Ipul hingga Identitas Pria Penantang Polisi di Lumajang | Koran Online 14 Jan

Sehari-hari, Suwami mengandalkan hasil mencari barang bekas atau kayu bakar. Pendapatannya tak seberapa dan tak pasti. Sedangkan, Hartono sudah tidak mampu untuk bekerja.

“Penglihatan anak saya sudah sejak lahir begini (rabun, red). Kalau hasil dari menjual kayu atau barang bekas cukup untuk makan, karena kami memang sudah tidak punya apa-apa lagi. Sudah sekitar 7 bulan gak dapat bantuan apa-apa,” curhat Suwami.

Wanita yang puluhan tahun menjanda itu, berharap ada bantuan rehab rumah. Karena gubuk gedek itu, hampir roboh. “Khawatir roboh ketika tidur dan menimpa saya dan anak saya,” ucapnya lirih.

Menurut Bat Kamal, tetangga Hartono, meski hidup dalam kondisi prihatin, mereka saat ini malah tak terkover program bantuan sosial, baik dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah.

Baca Juga :   Libur Lebaran Berakhir, PNS "Bolos" Kerja Tunjangannya Bakal Dipotong

“Dia datang ke rumah saya dan minta bantuan agar rumahnya bisa direhab. Setelah saya cek, ternyata kondisinya rumahnya memang sudah tidak layak ditempati, sangat memprihatinkan,” ungkapnya.

Sebagai bentuk kemanusiaan, lanjut Bat Kamal, saat ini sejumlah warga, terutama pemuda desa tengah berusaha mencari solusi dan jalan keluar, berupaya membangun atau merehab rumah tak layak huni itu. Bantuan sembako untuk menopang kebutuhan sementara juga telah diserahkan warga untuk keluarga ini

“Kalau hanya hujan saja, tidak terlalu jadi masalah, tapi beda lagi kalau sama anginnya. Apalagi anaknya tidak bisa melihat jelas. Semoga saja ada yang tergugah hatinya, biar kami bisa rehab. Apalagi di rumahnya tidak ada kamar mandi,” pungkas Bat. (cho/saw)