Guru TK Diteror Puluhan Nomor Ponsel

1182

Banyuanyar (wartabromo.com) – Anis Sunaita (29), menjadi korban teror puluhan nomor ponsel dalam beberapa hari terakhir. Guru Taman Kanak-kanak (TK) itu pun melapor ke Polres Probolinggo.

Teror itu, kata Sunaita terjadi sejak Selasa (10/11/2020) hingga saat ini. Pelaku memintanya segera melunasi utang. “Padahal saya tidak punya pinjaman apapun,” sebutnya pada Minggu, 22 November 2020.

Warga Desa Tarokan, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo itu pun terusik. Sebab, teror tersebut tak hanya masuk ke nomor pribadinya. Kiriman sms maupun pesan singkat whatsapp juga dikirim ke Sholihin (35), suaminya, dan orang tuanya.

Tagihan disertai ancaman yang masuk ke pesan singkat nomor pribadi itu juga mencemarkan nama baik ia dan keluarganya. Pelaku juga membuat grup WhatsApp yang beranggotakan dirinya dan guru Taman Kanak-kanak (TK). Jika ditotal, ada puluhan nomor seluler berbeda yang telah mengirimkan ancaman.

Baca Juga :   Banjir Selutut di Pasuruan hingga Perluasan Stasiun Bangil, Bangunan Ditertibkan | Koran Online 24 Nov

“Kadang nelpon ke orang tua, kadang mengirim pesan singkat biasa (SMS) dan WhatsApp (WA). Bahkan di WA itu dibuatkan grup yang nama grupnya ‘Sunaita Maling’ dan isinya semua guru-guru TK,” sebut guru muda itu.

Tak kuat diteror, Sunaita lantas melaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Probolinggo, pada Sabtu (21/11/2020). Harapannya, aksi sepihak itu bisa diusut oleh pihak berwajib. Karena dirinya dirugikan secara moril atau non-material.

“Tiap hari diganggu. Anehnya nomor itu jika saya hubungi kembali itu tidak bisa, ada juga yang bisa tapi tidak direspon. Sampai isi pesannya juga menyebut saya pencuri, maling hingga buronan. Gangguan mentalnya itu bikin saya tertekan,” tandas Sunaita.

Baca Juga :   Hore! 6.507 Honda di Kabupaten Probolinggo Bakal Terima BSU

Kepala SPKT Polres Probolinggo, Iptu Wahyu Susilo membenarkan adanya dari korban. Namun, laporan itu belum dinaikkan ke satuan terkait. “Tinggal menyerahkan kepada pimpinan,” kata Iptu Wahyu dihubungi secara terpisah. (cho/saw)