Fakta-Fakta Seputar Banjir Bandang di Kepulungan Gempol

3977

 

Pasuruan (WartaBromo.com) – Banjir bandang di Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan pada hari, Rabu (3/2/2021) sampai detik ini masih menyisakan haru. Berbagai spekulasi mengenai penyebab banjir terus diperbincangkan.

Bahkan, untuk mendapatkan informasi akurat mengenai penyebab banjir, para OPD terkait harus datang ke lokasi penambangan. Pasalnya, ada dugaan yang menyebut bahwa salah satu penyebab banjir bandang ini adalah karena tutupan lahan di daerah hulu.

Tak hanya itu, sejumlah masyarakat pun terus mencari berbagai informasi seputar tragedi banjir bandang tersebut. Adapun, setelah ditelaah, ternyata ada 7 (tujuh) fakta terkait tragedi ini. Apa saja?

1. Curah Hujan Tinggi

Sebelum banjir melanda Desa Kepulungan dan wilayah setempat, diperkiran curah hujan saat itu cukup tinggi. Hal tersebut disampaikan oleh Sudiono Fauzan selaku ketua DPRD setempat.

2. Adanya Aktivitas Tambang yang Menjadi Pemicu Banjir

Baca Juga :   Pemkab Pastikan Jadwal Pelantikan Kades Terpilih Tak Berubah

Selain curah hujan tinggi, ternyata fakta yang terungkap mengenai penyebab banjir bandang ini adalah adanya perubahan tutupan lahan di daerah hulu. Tutupan itu diketahui untuk kegiatan penambangan. Sehingga Ketua DPRD setempat, Sudiono Fauzan menyampaikan bahwa aktivitas penambangan di atas Desa Kepulungan patut di evaluasi.

“Khusus banjir bandang yang di Kepulungan, mungkin salah satu sebabnya, disamping curah hujan tinggi, adalah aktifitas penambangan di atas Kepulungan dan Sumbersuko yang luar biasa,” ucapnya kepada WartaBromo, Rabu (3/2/2021).

3. Banjir Datang Tepat Saat Adzan Maghrib Berkumandang

Menurut cerita Iskandar, salah seorang warga setempat saat diwawanacarai oleh WartaBromo, air datang dengan tiba-tiba. Ketika itu, adzan maghrib masih berkumandang. Dirinya dan keluarga bahkan sedang menonton televisi kala itu.

4. Empat Korban yang Sempat Terseret Berhasil Selamat

Dera air yang tiba-tiba muncul ternyata tidak hanya menggerus puluhan rumah warga, melainkan juga ada enam warga hanyut terbawa air. Saat itu, ada empat orang yang sempat terseret cukup jauh dari lokasi.

Baca Juga :   Koran Online 30 Januari: Domba Mati Diserang Anjing Liar, hingga Minta Tambahan Tarif Berujung Pembunuhan

Beruntungnya empat orang berhasil selamat, diantaranya Thomas, Meri, Muslihah dan Qosidah. Keempat korban selamat juga sudah dibawah ke RS Asih Abyakta, Kepulungan, untuk mendapatkan perawatan.

5. Pasangan Cucu dan Nenek Menjadi Korban Tak Terselamatkan

Dari keenam orang yang terseret arus, empat selamat ternyata ada dua orang korban meninggal dunia. Dua orang ini ternyata adalah sepasang cucu, Nanda dan neneknya, Susminanti.

Dua korban ini sempat dikabarkan hilang karena tidak bisa ditemukan di lokasi Kepulungan. Namun, pada akhirnya jasad sang nenek ditemukan warga sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian. Sedangkan, jasad Nanda ditemukan di Desa Tempel, tepatnya 10 kilometer dari lokasi kejadian.

Pasca ditemukan, kedua korban akhirnya dimakamkan dalam satu liang lahat. Saat proses pemakaman pun terlihat isak tangis dari keluarga dan orang terdekatnya.

Baca Juga :   Disnaker Gelar Sosialisasi, Bahas Persoalan Pengusaha dan Pekerja

6. Delapan Rumah Rata dengan Tanah

Tak hanya menewaskan 2 orang korban, banjir bandang ini juga menyebabkan kerusakan bangunan dengan parah. Naasnya, tercatat ada delapan rumah warga hancur lebur rata dengan tanah. Sementara belasan rumah lainnya mengalami kerusakan ringan, sedang hingga berat.

7. Mensos dan Gubernur Jawa Timur Datang Berkunjung

Menteri sosial Tri Risma Harini dan Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur datang berkunjung ke lokasi, pada hari Jum’at (05/02/2021). Kunjungannya tersebut guna memastikan korban mendapat bantuan fisik maupun psikologis.

Dalam kunjungannya, Baik Risma maupun Khofifah memberikan bantuan kepada Fitria selaku ibu dari Alm. Nanda, korban banjir bandang. Tak hanya itu, Khofifah juga menyebut akan melakukan proses recovery pasca-bencana.