Rumah 120 KK di Gending Terendam Banjir

937

 

Gending (WartaBromo.com) – Ratusan warga di Dusun Sekolahan, Desa Pajurangan, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo panik pada Minggu pagi, 28 Februari 2021. Debit Sungai Banyu Biru di timur dusun meluap dan airnya menggenangi permukiman padat penduduk itu.

Air mulai masuk ke perkampungan usai azan Subuh. Sekitar pukul 06.00 WIB, air mulai masuk ke rumah-rumah warga. Di beberapa tempat, sudah setinggi pinggang orang dewasa. Warga pun panik menyelamatkan barang-barang yang berada di dalam rumah.

“Banjirnya juga datang pagi hari, karena memang kondisi sungai Banyu Biru meluap. Apalagi di sisi sebalah timur sungai tidak ada tangkis penahanan, sehingga meluap ke sawah lalu sampai ke rumah warga. Kalau hujan tadi malam tidak terlalu deras,” tutur Kepala Dusun (Kasun) Sekolahan, Edi Priyono.

Baca Juga :   Cerita Gus Mujib Opname Gara-gara Covid-19, hingga Cara Mengetahui Energi Negatif di Rumah dengan Segelas Air | Koran Online 25 Des

Ia mengatakan ada 120 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir. Warganya, kata Edi, tak beraktivitas dengan normal. Mereka kedinginan dan kelaparan, karena tak sempat memasak di pagi hari. Dapur warga keburu diserbu air kiriman.

Dirinya dan warga, ujar Edi, menginginkan ada pembangunan tangkis penahan tanah (TPT) di sebelah timur sungai Banyu Biru. Hal itu dimaksudkan agar dusunnya tak menjadi langganan banjir tiap musim hujan tiba. TPT itu dibutuhkan, karena posisi Dusun Sekolah lebih rendah dari hulu sungai.

“Kalau tidak ada TPT jelas setiap musim hujan akan banjir. Kalau sebelah barat sudah ada TPT-nya, meskipun tidak seluruh sisi, sehingga jika debit sungai tinggi meluapnya tidak parah, yang parah di sebelah timut sungai lalu ke permukiman,” terang Edi.

Baca Juga :   Tidak Ada Titik Terang Kebakaran Sebaung

Camat Gending, Deny Kartika Sari yang meninjau lokasi bersama Kapolsek dan Danramil Gending, menyebut banjir di Dusun Sekolah disebabkan banjir kiriman dari wilayah selatan. Yakni dari wilayah Kecamatan Leces, Banyuanyar dan Tegalsiwalan yang mengalir ke Sungai Banyu Biru. “Kami harap warga tingkatkan kewaspadaan dulu,” ujarnya.

Terkait desakan warga, ia mengatakan pihaknya tidak punya wewenang untuk mmebangun TPT. “Maka dari itu kami hanya bisa mengupayakan untuk pembangunan TPT di sebelah timur sungai dengan tentu berkoordinasi dulu bersama pihak pengairan,” kata istri AKP. Noer Choiri, Kapolsek Kotaanyaar, itu. (cho/saw/ono)