Abrasi Hantui Pantai Probolinggo

1795

 

Probolinggo (WartaBromo.com) – Dalam beberapa pekan terakhir wilayah Kabupaten Probolinggo dilanda cuaca ekstrem. Selain banjir dan tanah longsor, kondisi itu berpotensi menimbulkan abrasi pantai.

Potensi abrasi di pesisir Kabupaten Probolinggo diperkirakan terjadi di wilayah timur. Di mana banyak pantai yang belum terlindungi oleh tanggul penahan ombak. Bahkan, perlindungan alami, yakni hutan bakau atau mangrove terbilang juga tak didapati.

“Potensi abrasi ada, karena musim hujan belum berakhir. Selain itu, cuaca ekstrem di perairan juga masih berlangsung,” sebut Abdul Aziz, pegiat lingkungan hidup kepada WartaBromo pada Selasa, 2 Maret 2021.

Abrasi itu, kata Aziz, juga dipengaruhi arah embusan angin. Saat ini, angin berembus dari barat ke timur. Maka pantai di wilayah Dringu hingga Paiton, terancam. Seperti di sekitar pantai Duta dan Bohay di wilayah Kecamatan Paiton.

Baca Juga :   Lagi, Anggota DPRD Kota Probolinggo Terinfeksi Virus Corona

Ia memperkirakan potensi abrasi terjadi hingga April mendatang. Bahkan ancaman kian tajam jika curah hujan berlangsung lebih lama. Berdasarkan pengamatannya, puncak abrasi terjadi menjelang pergantian musim hujan ke kemarau.

“Itu siklus tahunan. Baru kalau sudah kemarau, pantai ini aman dari abrasi,” kata pembina Mangrove Centre Probolinggo itu.

Pergantian musim tahun ini, dapat dijadikan tolok ukur abrasi sepanjang musim. Jika abrasi sepanjang musim hujan sedikit, maka tidak ada abrasi hingga akhir tahun. Namun, jika kebalikannya, maka dipastikan ada abrasi parah di penghujung tahun.

“Memang seperti itu siklusnya. Kalau tidak ada abrasi pada pergantian musim nanti, InsyaAllah tidak ada abrasi sampai akhir tahun. Mengingat kondisi cuaca akhir-akhir ini, potensi abrasi itu masih ada, maka masyarakat harus waspada,” tandas pria asal Desa Randutatah, Kecamatan Paiton itu.

Baca Juga :   Pemkab Probolinggo Kurangi Proyek Fisik, Refocusing Pertama Dapat Rp112 Miliar

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Probolinggo, Sugeng Suprisayoga mengimbau masyarakat untuk terus waspada selama musim hujan ini. Menurutnya, potensi hujan lebat melanda wilayah Kabupaten Probolinggo dalam 3 hari ke depan. Hujan lebat itu, disertai petir dan angin kencang.

Sementara ketinggian gelombang laut di Selat Madura antara 0.1 – 0.5 meter. “Karenanya kami imbau warga untuk waspada. Selain banjir, abrasi pantai juga dapat terjadi, yang juga mengakibatkan banjir rob di pesisir-pesisir,” ujarnya secara terpisah.

Benteng alami abrasi adalah hutan mangrove. Terjaganya ekosistem mangrove, akan mampu menjaga pesisir dari benturan ombak besar. Karenanya penghijauan atau penanaman mangrove dinilai sangat penting. (saw/ono)