Legend, Sejarah dan Misteri Jembatan Gladak Perak yang Hancur Saat Erupsi Semeru

9310

Candipuro (wartabromo.com) – Erupsi Semeru mengakibatkan jembatan Gladak Perak Lumajang patah. Rusaknya infrastruktur ini karuan menjadi perhatian dan keprihatinan banyak pihak.

Dilansir dari berbagai sumber, didapatkan pemahaman jika jembatan ini merupakan salah satu infrastruktur bersejarah bagi warga Lumajang.

Banyak kisah misteri meski juga menjadi saksi bisu sejarah terjadinya agresi militer 1 oleh Belanda.

Didapatkan data, jembatan ini dibangun tahun 1925 sampai 1940 oleh pemerintah kolonial. Tujuannya agar akses agresi militer Belanda yang berlangsung pada 21 Juli 1947 lancar. Di antaranya untuk memasok logistik makanan dari Lumajang. Nah, keberadaannya membuat tentara Indonesia terpaksa memilih mundur sementara.

Diceritakan, pada satu waktu para pejuang Indonesia sempat meledakkan jembatan Gladak Perak. Tak lain agar akses tentara Belanda terganggu sehingga memperlemah kekuatannya.

Baca Juga :   Wanita Wonoasih Dibegal di Depan Rumahnya hingga Gus Ipul Stop Izin Pendirian Swalayan Baru di Kota Pasuruan | Koran Online 7 April

Singkat cerita, setelah wilayah Indonesia membaik, Jembatan Gladak Perak kembali dibangun dan difungsikan pada tahun 1952. Jembatan ini juga dikenal sebagai Jembatan Pancing, karena pada saat itu masyarakat sekitar banyak yang memanfaatkannya untuk memancing.

Sekadar diketahui, jembatan yang dibangun Belanda tersebut berukuran dengan lebar sekitar 4 meter dan panjang 100 meter.

Dalam perkembangannya, karena kondisi yang sudah tua, Pemerintah Indonesia memutuskan membangun jembatan baru di sisi selatan jembatan lama pada tahun 1998. Tentu rencana itu dimaksudkan untuk melancarkan akses transportasi.

Pondasinya terbuat dari beton bertulang dengan panjang mencapai 130 meter dan pastinya jauh lebih kokoh dari jembatan lama. Namun, konon ada banyak korban meninggal pada saat proses pembangunan jembatan ini. Pekerja meninggal karena terjatuh ke Sungai Besuk Sat.

Baca Juga :   Kematian Covid-19 Kabupaten Pasuruan Capai 11,6% hingga Serunya Berkebun ala Bapak-Anak Tengger | Koran Online 15 Juni

Di sisi lain, pada saat peristiwa yang dikenal sebagai pemberontakan Partai Komunikasi Indonesia (PKI), jembatan ini jadi tempat membuang orang dengan dilempar ke bawah jembatan.

Karena itulah, banyak yang meyakini peristiwa pembantaian menjadi penyebab kecelakaan di Jembatan Gladak Perak. Walau sebenarnya, jembatan ini punya banyak tikungan tajam. Hal tersebut membuat masyarakat sekitar selalu ucapkan kalimat bernada permisi saat melintasi jembatan.

Kini, jembatan Gladak Perak atau Jembatan Pancing hanya menyisakan kenangan karena rusak akibat erupsi Gunung Semeru.

Namun, Direktur Jenderal Bina Marga mengatakan, jembatan permanen pengganti Jembatan Gladak Perak bakal dibangun setelah keadaan Semeru membaik. (trj/ono)