Sepuluh Tahun Lagi, Apel Pasuruan Tinggal Cerita

1300

Pasuruan (WartaBromo.com) – Produktivitas semakin turun serta perawatan yang makin berat mengancam keberadaan tanaman apel di Pasuruan.

Dalam 10 tahun ke depan, komoditas ini bahkan diperkirakan akan hilang dari Bumi Sakera. Sebab, imbas dari situasi itu, banyak petani yang beralih ke komoditas lain.

“Perawatan makin berat, harga turun, produktivitas turun,” kata Ketua Gapoktan Citra Alami, Heri Subhan.

Heri menuturkan, perubahan iklim yang diikuti cuaca tak menentu menjadikan petani apel mengalami masa tersulit. Situasi itu diperparah dengan harga apel yang jauh dari harapan.

Menurut Heri, harga apel minimal Rp8 ribu supaya petani bisa mencapai BEP (Break Event Points) alias balik modal. Namun, kenyataannya, harga apel senantiasa di luar ekspektasi.

Baca Juga :   Bukan Batu, Apel Pertama Kali Ditanam di Nongkojajar-Pasuruan Lho!

Padahal, anomali cuaca imbas dari perubahan iklim membuat biaya perawatan makin besar. Heri menyebut, bila dulu perawatan per pohon berkisar Rp30-50 ribu, kini rerata mencapai Rp75-100 ribu.

“Banyak petani yang putus asa dan membiarkan untuk tidak mengolah kebun apelnya. Ada juga yang mulai beralih ke tanaman lain. Kalau begini terus ya 10 tahun lagi, apel habis,” ungkapnya. (tof/asd)