Ragam Tradisi Unik di Indonesia Saat Lebaran Ketupat

552

Pasuruan (wartabromo.com) – Indonesia selalu kaya akan tradisi, salah satunya tradisi saat lebaran ketupat. Ada banyak tradisi unik di setiap tempat disertai filosofi menarik.

Lebaran ketupat atau biasa disebut Syawalan merupakan perayaan yang muncul di kalangan umat Islam Jawa.

Nah, dilansir dari kompas.com saat lebaran ketupat ada bermacam-macam tradisi unik yang sampai saat ini dilestarikan masyarakat.

Apa saja?

1. Selongsong Ketupat

Tradisi ini berasal dari Demak, Jawa Tengah. Selongsong ketupat adalah tradisi membagikan ketupat kepada tetangga dan kerabat terdekat. Selain itu, warga Demak umumnya juga akan berziarah ke makam Wali Songo.

Diketahui, tradisi selongsong ketupat sudah ada sejak jaman Sunan Kalijaga. Dimana dimaksudkan sebagai simbol saling memaafkan dalam sebuah hubungan sosial-budaya.

Baca Juga :   Puluhan Kendaraan Dicegat di 3 Titik Penyekatan Mudik Probolinggo

2. Kirab Gunungan Seribu Ketupat

Selain selongsong ketupat, di Jawa Tengah juga ada tradisi bernama kirab gunungan seribu ketupat pada 1 Syawal. Tradisi ini tetap dilestarikan di Kudus.

Pada pelaksanaannya, gunungan yang diarak terdiri dari seribu ketupat dan ratusan lepet, serta dibawa oleh orang-orang dari desa setempat menuju Masjid Sunan Muria. Kemudian, orang-orang harus meminum air serta mencuci tangan dan kaki dengan air dari gentong peninggalan Sunan Muria.

3. Menggantung Ketupat di Atas Pintu

Sebagian wilayah di Jawa Timur ternyata punya tradisi unik saat lebaran ketupat, yakni menggantung ketupat di atas pintu. Tradisi ini masih kental dilestarikan dan jadi kepercayaan turun temurun bagi masyarakat di Tulungagung, Blitar, Tuban dan lain sebagainya.

Baca Juga :   Penyekatan Exit Tol Kota Pasuruan Mulai Ketat, 10 Kendaraan Putar Balik

Bukan tanpa sebab, tradisi menggantung ketupat di atas pintu ini merupakan wujud penghormatan kepada arwah keluarga yang sudah meninggal. Jumlah ketupat yang digantung, sesuai dengan jumlah anggota keluarga yang telah lebih dulu tiada. (trj/may)