Kraksaan Pawai Budaya, Cara Pemkab Probolinggo Rayakan HUT RI ke-77 Bersama Warga

737

Kraksaan (WartaBromo.com) – Vakum selama pandemi covid-19, Kraksaan Pawai Budaya kembali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Sabtu (20/8/2022). Memeriahkan peringatan Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia.

Ada 48 kontingen yang unjuk gigi menampilkan gemerlap pelangi nusantara. Mereka berasal dari organisasi perangkat daerah (OPD) dan sekolah di lingkungan Pemkab Probolinggo. Juga kelurahan dan desa se- Kecamatan Kraksaan.

Pawai ini mengambil garis start di Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo, Desa Kebonagung atau utara RSUD Waluyo Jati. Mereka beratraksi dan berinteraksi dengan warga di sepanjang jalan sejauh 2,5 kilometer. Parade pawai melewati Jalan Imam Bonjol dan finis di Jalan Diponegoro, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan.


Berbagai penampilan memukau terlihat dalam pawai budaya tersebut. Mulai dari antraksi bakar tabung gas oleh anggota Pol PP, dan tarian reog dari perwakilan OPD. Hingga cerita peperangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
Ada juga pernak-pernik pembelajaran di sekolah oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.

Baca Juga :   Jubir KPK Benarkan Pemeriksaan Sekda Kabupaten Probolinggo

“Pawai budaya ini juga bertujuan menggairahkan kembali masyarakat karena situasi pandemi Covid-19 yang melanda Kabupaten Probolinggo, sehingga dengan adanya pawai ini kembali ada relaksasi untuk masyarakat dalam menyambut 77 tahun HUT RI,” kata Timbul.

Timbul sendiri mengenakan pakaian adat Gorontalo. Ia mengingatkan masyarakat, jika Indonesia ada yang namanya kebhinekaan. Menjaga dan menghargai budaya di Indonesia. Serta mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan.

“Alhamdulillah, antusias masyarakat dalam acara ini sangat mengejutkan sekali, karena memang sudah saatnya bagi kita semua menikmati situasi yang sangat jauh berbeda dengan 2 tahun belakangan ini karena dilanda pandemi Covid-19,” tandas politisi asal Kecamatan Maron itu.

Sejumlah warga memenuhi pinggir jalan sejak pagi hari. Terik matahari yang terus bergulir ke barat, tak menyurutkan mereka untuk beranjak. Menonton hingga defile terakhir beraksi.

Baca Juga :   Kakek Nenek di Tigasan Dianiaya Orang Tak Dikenal

“Senang sekali melihat pawai budaya ini. Kan sudah lama tidak ada kayak ini. Saya ajak saudara, anak dan suami kesini. Jadi tahu pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia,” kata Trias Yuliharti, warga Desa Alas Kandang, Kecamatan Besuk di sela-sela menonton pawai. (cho/**)