Didukung Dana BHCHT, Ibu – Ibu Kepala Keluarga di Kota Pasuruan Dilatih Bisnis Tata Boga

589
Para Ibu Pekka dilatih Tata Boga yang dibiayai dari dana cukai

Pasuruan (WartaBromo.com) – Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) di Kota Pasuruan dimanfaatkan ibu – ibu di Kota Pasuruan untuk berlatih tata boga. Setelah ibu-ibu Pekka (perempuan kepala keluarga) dilatih bordir, kini mereka dilatih Tata Boga.

Bidang kuliner atau masak memasak ini difasilitasi Disnaker Kota Pasuruan. Selama 20 hari sejak 24 Oktober lalu, sebanyak 30 ibu-ibu dilatih membuat kue. Setelah dibuka di Disnaker, mereka kemudian dilatih langsung Lembaga Pelatihan dan Kursus keterampilan (LPK) Smart Center asuhan Latifah Bahmid.

“Kami ingin para ibu-ibu Pekka ini punya keahlian dalam tata boga. Dan kami ingin mereka juga dilatih keterampilan dalam digital marketingnya juga,” ujar Mahbub Efendi, Kepala Disnaker Kota Pasuruan, kemarin.

Baca Juga :   Wali Kota Pasuruan Apresiasi Program Pendampingan Bisnis UMKM

Mahbub menilai, LPK yang diasuh bu Eva-panggilan Latifah Bahmid sudah mumpuni. Selain teori, para ibu Pekka juga dilatih praktek pembuatan Pastry dan Backery (roti). Pastry merupakan jenis adonan kue baik kue kering maupun basah.

Sementara itu, Latifah Bahmid menyatakan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan para ibu. Apalagi, ibu-ibu yang menjadi tulang punggung keluarga.

“Saya latih pertama dari ibu-ibu soal mental dan mindsetnya dulu. Bagaimana membentuk jiwa kewirausahaan yang kuat dan mandiri. Juga saya latih mereka untuk sanitasi higyne. Bagaimana memasak dengan kondisi yang bersih,” cetus Bu Eva.

Setelah itu, para ibu dilatih praktek langsung. Dilatih membuat cookies (kue), kue kering, kletikan, snack box, roti dan kue-kue lainnya.

Baca Juga :   Didampingi Sampoerna, Tiga Pelaku UMKM Ini Alami Peningkatan Omzet
Inilah sebagian display produk buah karya para Ibu pasca pelatihan Tata Boga

“Ada 18 menu yang kami sajikan. Dan rata-rata ibu senang sekali bisa dilatih bersama. Mereka semakin kuat dan bersemangat karena seperti menemukan keluarga baru,” cetus adik kandung mantan anggota DPRD Kota Pasuruan, Lukman H Bachmid atau Lukim ini.

Setelah itu, para ibu juga diajari untuk food photography. Produk buatannya sendiri difoto, dikasih harga (Sesuai Harga Pokok Produksi atau HPP). Dan kemudian di up di media sosial yang sudah ada. Pasca up produk itu, para ibu Pekka ini bisa tersenyum. Karena di grup WA buatan mereka sendiri, banyak yang direspons produknya.

“Saya senang sekali. Akhirnya produk mereka banyak yang respons. Saya ajari juga digital marketing. Ada tim kami juga yang bisa melakukan itu. Jadi satu paket komplet kita ajarkan buat para ibu,” tegasnya.

Baca Juga :   UMKM Baru Membludak saat Pandemi, Pemkot Probolinggo Bekali Manajemen Medsos

Yang terpenting, lanjut Bu Eva, ada kelanjutan atau rencana tindak lanjut (RTL) pasca pelathan ini. Biasanya di Disnaker Kota ada program Bimbingan Wirausaha. Selain itu juga ada pameran-pameran yang melibatkan UMKM untuk buka-buka stand penjualan. “Ya saya harap pelatihan itu tidak berhenti disitu,” harapnya. (day/*)