Kisah Haji: Berusia 1 Abad, Kakek Kasmoro Akhirnya Ke Tanah Suci Setelah Jual Sapi

218

Mbah Kasmoro lahir pada tanggal 28 Februari 1923 di Dusun Pandansari, Desa Sumberejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Sejak kecil ia sudah berada di wilayah itu dengan hamparan sawah yang luas atau tepat berada di lereng gunung Arjuno.

Laporan : Akhmad Romadoni

RAUT wajah bahagia terlihat saat wartabromo.com bersilaturahmi ke rumah mbah Kasmoro. Ia adalah Calon Jemaah Haji (CJH) tertua asal Kabupaten Pasuruan.

“Monggo silahkan duduk, saya Kasmoro,” ucap Kakek yang sudah berusia 100 tahun itu saat menyapa.

Senyum bahagia terus Ia tunjukkan pada beberapa jurnalis yang datang untuk mengetahui kisahnya inspiratifnya saat terpilih menjadi Calhaj tertua di Kabupaten Pasuruan.

Mbah Kasmoro lahir pada tanggal 28 Februari 1923 di Dusun Pandansari, Desa Sumberejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Sejak kecil ia sudah berada di wilayah itu dengan hamparan sawah yang luas atau tepat berada di lereng gunung Arjuno.

Baca Juga :   Meninggal, Calon Jemaah Haji asal Ngemplakrejo Kota Pasuruan Gagal Berangkat

Kasmoro bercerita tentang awal mula ia mendaftarkan haji pada tahun 2014 silam atau saat berumur 91 tahun.

“Kerjanya cuma tani sama angon sapi, dari dulu itu,” imbuh merendah.

Saat itu pula, Mbah Kasmoro kemudian berinisiatif menjual 4 ekor sapi peliharaan untuk mendaftarkan haji di KBIH Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Dari hasil penjual ia mendapatkan uang sekitar Rp54 juta dan separuh uang tersebut kemudian ia gunakan untuk awal pembayaran.“Sekitar Rp25 juta saya bayarkan awal dulu. Kemudian saya lunasi selanjutnya,” tutur Kasmoro.

Memiliki 8 orang anak dan 8 cucu tak membuat semangatnya untuk beternak sapi pudar. Setiap hari di umur yang menginjak 100 tahun itu ia manfaatkan untuk mencari rumput di sawah.

Baca Juga :   Korban Penipuan Haji di Bangil Mulai Guru sampai Penjual Mie

“Pekerjaannya ya ini, setiap hari dulu pagi ke sawah sore kasih makan sapi. Kalau sekarang sudah tua, anak-anak yang melanjutkan,” kata kakek yang memiliki 5 cicit tersebut.

Mbah Kasmoro juga merasa senang dengan kabar yang ia dapat dari KBIH bahwasannya ia ditunjuk sebagai jemaah haji yang berangkat tahun ini. Sempat tertunda selama tiga tahun tak menyulutkan semangatnya dan keinginan berangkat ke tanah Suci Mekkah.

Adanya Covid-19 dan pembatasan umur Calhaj di tahun 2021 dan 2022 lalu tak mempengaruhi nya, ia tetap pasrah hingga saat ini.

“Saya tercatat sebenarnya berangkat tahun 2020. Tapi kemarin ada corona sama pembatasan umur. Tapi itu kan aturan pemerintah saya nggakpapa. Ternyata tahun ini berangkat juga, saya dan anak-anak ikut senang,” katanya sambil tertawa bahagia.

Baca Juga :   90 CJH di Pasuruan Dinyatakan Mundur

Selain itu, ia juga berbagi resep tentang bagaimana menjaga kesehatan hingga berumur ratusan tahun tersebut. Mulai dari pola makan dan aktivitas setiap hari tetap ia jaga.

“Makan, kerja terus. Makannya nggak aneh-aneh dulu. Iwak klotok, kulupan (ikan asin dan sayur kukus),” ujarnya.

Rasa haru bahagia juga dirasakan oleh Nuntik (42) anak ke enam dari Mbah Kasmoro ini. Mendengar kabar tersebut, seluruh cucu dan anaknya bahagia sekali, meski tertunda tiga tahun lamanya.

Kali ini, Ia berharap orangtuanya tersebut tetap diberi kesehatan saat melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekkah.

“Bahagia, meski tertunda beberap tahun. Doanya saat ini hanya sehat untuk bapak,” ujarnya.

Diketahui, Mbah Kasmoro tercatat untuk berangkat haji di kloter 6 ikut dengan Kabupaten Malang, berangkat di tanggal 8 Juni 2023 mendatang. (yog)