Bukan Sembarang Daerah, Inilah Fakta-fakta Kabupaten Pasuruan yang Jarang Diketahui

2033

Pasuruan (WartaBromo.com) – Sebagian orang mungkin tidak menyangka bila Kabupaten Pasuruan bukan sembarang daerah. Terdapat fakta-fakta menarik Kabupaten Pasuruan yang jarang diketahui.

Dilansir dari pasuruankab.go.id, Kabupaten Pasuruan menyimpan beberapa fakta penting. Penasaran apa saja?

Yuk, simak!

1. Bermula dari Kerajaan Kalingga

Sejarah Kabupaten Pasuruan bermula dari Peradaban Kerajaan Kalingga atau Ho Ling yang diperintah oleh seorang Raja bernama Sima.

Pada Tahun 742 – 755 Masehi, Ibu Kota Kerajaan Kalingga dipindahkan ke wilayah timur oleh Raja Kiyen yaitu daerah Po-Lu-Kia-Sien yang ditafsirkan Pulokerto.

Nah, Pulokerto sendiri adalah salah satu nama desa di wilayah Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

2. Hari Kelahirannya Dibuktikan Berdasar Prasasti Cungrang atay SUKCI

Hari kelahiran Kabupaten Pasuruan adalah berdasarkan PRASASTI CUNGRANG / SUKCI yang terletak di Dusun Sukci, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol.

Baca Juga :   Peringati Hari Jadi ke-1085, PNS Pasuruan Wajib Pakai PIN

Untuk itulah, maka Kabupaten Pasuruan Lahir pada Jum’at Pahing tanggal 18 September 929 M.

Dan atas dasar pertimbangan perjalanan sejarah inilah, maka diundangkan Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 8 Tahun 2007 tentang Hari Jadi Kabupaten Pasuruan yang menetapkan tanggal 18 September sebagai Hari Jadi Kabupaten Pasuruan.

3. Jadi Tempat Lahir Douwes Dekker

Ernest François Eugène Douwes Dekker dikenal dengan nama Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi lahir tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur.

Ayahnya merupakan keturunan Belanda. Oleh karena itu Douwes Dekker mendapatkan perlakuan yang istimewa, terutama akses ke pendidikan.

Tetapi, Ernest Douwes Dekker yang mendapat darah Jawa dari ibunya, selalu mengaku sebagai orang Jawa.

Baca Juga :   Pegawai Pemkab Pasuruan Diwajibkan Memakai Pin Logo Hari Jadi

4. Terdapat Banyak Situs Bersejarah

Kabupaten Pasuruan merupakan wilayah yang banyak menyimpan situs sejarah. Tak heran jika banyak wisatawan yang menyempatkan berkunjung ke Kabupaten Pasuruan.

Situs-situs bersejarah tersebut seperti adanya masjid Cheng Hoo. Nama masjid ini diambil dari Sosok Laksamana Cheng Hoo yang fenomenal kala itu.

Masjid dibangun di atas tanah seluas 6.000 meter persegi, dengan luas bangunan 550 meter persegi. Arsitektur bangunan masjid memadukan unsur-unsur budaya Islam, Jawa, dan Tiongkok.

Lantai bawah masjid untuk ruang pertemuan dan lantai atas digunakan khusus untuk salat. Masjid ini berlokasi di Jl. Raya Kasri No.18, Petung Sari, Petungasri, Kec. Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur.

Baca Juga :   Rayakan Hari Jadi Pasuruan, Wartawan Sumbangkan Darahnya

Ada pula Candi Jawi yang merupakan peninggalan bersejarah Kerajaan Singhasari yang dibangun sekitar abad ke-13. Letaknya di kaki Gunung Welirang, yakni di Desa Candi Wates, Prigen, Pasuruan, Jawa Timur.

5. Adanya Tradisi Manten Sapi

Fakta Kabupaten Pasuruan yang berikutnya adalah adanya tradisi manten sapi. Tradisi ini umumnya ada di Desa Sebalong dan Desa Watestani di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Dalam tradisi ini, puluhan ekor hewan kurban akan dirias secantik mungkin oleh masyarakat. Tradisi turun-temurun ini juga sebagai pengingat bagi warga lain yang mampu untuk berkurban pada Idul Adha.

Sebagai informasi, artikel ini ditulis dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Pasuruan yang ke-1094, pada Senin (18/9/23). (jun)