Andri Wahyudi Dorong Pengembangan Wisata Berbasis Desa di Pasuruan

282

Pasuruan (WartaBromo.com) – Tiap desa di Kabupaten Pasuruan memiliki potensinya masing-masing. Desa-desa ini didorong mengembangkan potensi tersebut agar menjadi sumber ekonomi lokal.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi dalam diskusi Pasuruan Bicara dengan tema ‘Bolo Dewan Menyapa: Membangkitkan Ekonomi Desa & Menyelami Potensi Pariwisata Lokal’ yang digelar WartaBromo di Desa Durensewu, Kecamatan Pandaan, Selasa (12/12/2023).

Dalam diskusi tersebut Andri mengungkapkan, Kabupaten Pasuruan memiliki kekayaan alam yang lengkap. Mulai kawasan pantai yang membentang dari Nguling hingga Beji, dan kawasan pegunungan yang berada di sisi selatan.

Ia mencontohkan pengembangan wisata berbasis desa yang berada di Durensewu. Di sana terdapat wisata telogo sewu yang telah diinisiasi sejak tahun 2007.

Baca Juga :   Celah Curang Pajak Terutang

Pada waktu inisiasi tersebut, masih belum ada UU Desa, tidak ada pendanaan pemerintah daerah, apalagi kekuatan media sosial. Desa Durensewu saat itu hanya memiliki potensi air yang melimpah.

“Tapi dengan konsep yang matang, walaupun tanpa BUMDes dan sekarang sudah PT, alhamdulillah bergerak seperti ini. Kami di DPRD tidak pernah ngasih duit ke sini,” kata Andri.

DPRD, kata Andri, hanya bisa mendukung perbaikan fasilitas di sekitar Telogo Sewu. Misalnya, rehab infrastruktur pendukung seperti pelebaran akses jalan menuju Telogo Sewu.

Selain potensi alam, Kabupaten Pasuruan juga kaya akan potensi produk lokal seperti bunga sedap malam dari Rembang, apel dari Tutur, hingga kentang dari Tosari.

Baca Juga :   Bolo Warmo Curhat Jalan Rusak di Kabupaten Pasuruan, Mana Saja Ya?

“Dengan potensi yang ada di Pasuruan, semuanya bisa dibuat berbasis wisata. Mau wisata alam maupun wisata perkebunan. Atau paling tidak wisata edukasi. Semuanya bisa dikonsep,” ujar Andri.

Jika sudah terkonsep dan berjalan, desa bisa berkolaborasi dengan influencer atau pegiat media sosial untuk menggenjot promosi wisata di desa tersebut.

Andri menambahkan, wisata berbasis desa ini jika terus berkelanjutan dapat memberikan multiplier effect. Geliat ekonomi lokal akan turut bergerak dan membuka lapangan kerja baru.

“Kami di pemerintah daerah siap mendukung. Selama punya keinginan yang kuat, kami bisa back up. Tapi kalau di bawah tidak punya keinginan, ngotot seperti apa tidak akan bisa,” pungkas Andri. (tof)