Mufti Anam “Ngamuk” Soal Beras, Bubarkan Saja RNI, Apa Gunanya Bulog!

353
Mufti Anam

Pasuruan (WartaBromo.com) – Mufti Anam, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDIP “murka” saat rapat kerja Komisi VI DPR RI. Pasalnya Ia menemukan banyak kejanggalan di lapangan terkait persediaan pangan dan harga pangan.

Rapat kerja kali ini bersama dengan Menteri Perdagangan RI, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI),  Perum Bulog, dan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Rabu (13/03/2024)

Mufti Anam menyebut, pada bulan Desember lalu, Ia dan rekan DPR lain mendengar kelangkaan beras karena cuaca ekstrem. Untuk itu, akan melakukan bantuan sosial dengan uang pribadi. Harga beras masih sekitar Rp 55.000 per lima kilogram.

“Kami membelinya di RNI. Karena kami merasa bisa dapat lebih cepat, dan berasnya bisa kualitas lebih bagus. Nyatanya, di RNI harganya saat itu Rp80 ribu pak. Kami sedih. RNI harusnya jadi stabilisator. Harusnya jadi contoh buat rakyat. Akhirnya pedagang di pasar tidak takut lagi menaikkan harganya,” ujarnya.

Baca Juga :   Pasuruan Yakini Bebas dari Beras Plastik

Hal ini kembali terulang menjelang Ramadan. Mufti menyebut jika wakil rakyat ditunggu untuk berbagi saat bulan Ramadan. Akhirnya kembali tanya ke RNI berapa harganya. 

Ternyata harga di RNI mencapai Rp 100 ribu. Padahal di pasar-pasar, harganya sekarang sudah di angka sekitar Rp 70 ribu.

“Kalau pak menteri perdagangan saja sudah berjibaku, berpeluh keringat menurunkan harga tapi bapak tidak ngasih contoh yang baik, tidak ada gunanya semua ini. Kalau RNI hanya mencari keuntungan, tidak hadir untuk rakyat, bubarkan saja RNI pak!” tegasnya.

Hal yang sama dikeluhkan untuk Dirut Bulog. Mufti menyebut jika harga gabah masih sangat rendah di petani. Padahal disebutkan jika harga gabah naik saat harga beras naik.

Baca Juga :   Gus Mufti Jadi Korban Dugaan Penipuan Biro Travel Umrah, Sampai Diusir dari Hotel

“Bapak tadi menyampaikan gabah di petani Rp7000. Bapak bohong! Bapak tau yang viral di medsos. rakyat kita menjerit. Mereka bilang harga beras mahal, di toko-toko, di pasar-pasar, tapi gabah mereka dibeli paling mahal Rp5000. Apa gunanya bulog pak!” murkanya.

Meski menyadari jika jabatan Dirut Bulog oleh Bayu Krisnamurthi masih tiga bulan. Tapi Ia berharap jika pihak Bulog tidak melakukan kebohongan.

“Sekarang kami tanya kapan gabah kami bisa benar-benar bapak beli minimal seperti yang bapak (Bayu Krisnamurthi) katakan. Kalau bapak yang katakan bohong, bapak katakan tidak sesuai apa yang disampaikan dengan di kenyataan, maka akan dicatat dengan sejarah apa yang kita lakukan hari ini,” tandasnya. (may/asd)