Probolinggo (WartaBromo.com) – Badan Usaha Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo, Perusahaan Daerah (Perusda) Rengganis, menghadapi tantangan berat tanpa adanya penyertaan modal dari pemerintah daerah sejak tahun 2019.
Meski demikian, Perusda Rengganis berusaha bertahan dan terus beroperasi meskipun pendapatan yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional dan gaji karyawan.
Direktur Perusda Rengganis, Suhud, mengungkapkan bahwa tambahan modal dari pemerintah berakhir pada 2018. Walau begitu, sejumlah unit usaha yang dikelola tetap berjalan.
“Kondisi ini membuat kami harus sangat berhati-hati dalam mengelola keuangan. Pendapatan yang ada hanya cukup untuk menutupi biaya operasional, tidak lebih,” ujar Suhud, Selasa (10/9/2024).
Suhud menambahkan bahwa masa pandemi COVID-19 telah memperburuk situasi keuangan Perusda. Selama periode tersebut, pemasukan sangat minim dan tidak stabil. “Saat pandemi, kami menghadapi kesulitan besar. Pendapatan hampir stagnan dan sangat terbatas,” tuturnya.
Saat ini, pendapatan dari unit usaha Perusda Rengganis belum dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Perusahaan hanya mampu menutupi biaya operasional bulanan yang mencapai sekitar Rp 12 juta.
Pendapatan bulanan yang fluktuatif sering kali bervariasi antara Rp 16 juta pada bulan-bulan yang lebih baik, dan Rp 9 juta pada bulan-bulan yang kurang menguntungkan.
Meskipun menghadapi berbagai kendala, Perusda Rengganis tetap berkomitmen untuk melanjutkan operasional dan berusaha untuk terus berkembang dalam kondisi yang serba sulit ini. (saw)