Di Mana Soekarno saat Peristiwa G-30S?

106

Pasuruan (WartaBromo.com) – Peristiwa bersejarah pernah terjadi tepat di 30 September 1965 dengan diculiknya enam jenderal oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kemudian disebut sebagai G30-S PKI.

Presiden Soekarno yang menjadi Panglima Tertinggi kala itu, menjadi salah satu tokoh penting dalam memahami peristiwa G30S. Meskipun, peran dan posisinya saat itu masih terus menjadi bahan perdebatan.

Konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama dan Komunisme) yang diusung Presiden Soekarno memberi angin segar bagi PKI untuk semakin berkembang hingga menjadi partai komunis terbesar di samping Uni Soviet dan RRT. Presiden Soekarno dianggap memiliki kedekatan dengan PKI yang dinilainya dapat mendukung kestabilan di pemerintahan.

Tindakan Presiden Soekarno itu menimbulkan ketidakpuasan bagi kalangan militer dan anti-komunis. Perseteruan PKI dan militer semakin memanas dan puncaknya saat peristiwa G30S.

Lantas di mana keberadaan Presiden Soekarno saat peristiwa G30S PKI terjadi?

Dilansir dari berbagai sumber, Presiden Soekarno diketahui menghadiri pertemuan Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan pada 30 September 1965 malam. Presiden Soekarno berada di acara yang diinisiasi oleh pimpinan Angkatan Darat dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) hingga pukul 23.00.

Hal itu diungkapkan oleh kedua istri Presiden Soekarno Haryati yang ikut mendampinginya dan Ratna Sari Dewi yang berkirim surat meminta dijemput seusai pertemuannya di Senayan. Hal itu juga diperkuat pernyataan salah satu ajudan Presiden Soekarno, Kolonel Bambang Widjanarko yang mengatakan Presiden tidak berada di Istana Merdeka kala itu.

Seusai menghadiri pertemuan di Senayan, Presiden Soekarno kembali ke Istana Merdeka sedangkan Haryati pulang ke Slipi. Kemudian, Presiden Soekarno bersama pengawal bergegas menuju Nirwana Super Club di Hotel Indonesia untuk menjemput Ratna Sari Dewi pada pukul 01.00.

Setelah Ratna Sari Dewi selesai menghadiri acara resepsi dan jamuan makan malam, ia bersama Presiden Soekarno dan rombongan berangkat ke Wisma Yaso. Mereka tiba pukul 01.15 di tempat yang kini menjadi Museum Satria Mandala di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

Sesampainya di Wisma Yaso, Presiden Soekarno dan Ratna Sari Dewi melakukan santapan makan malam. Sebelum akhirnya mereka beristirahat pada pukul 02.00 .

Di sisi lain, Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa Letkol Untung memulai operasi G30S. Satgas Pasopati menangkap 7 perwira tinggi angkatan darat dan membawanya ke Lubang Buaya hingga pukul 05.00.

Presiden Soekarno telah dijadwalkan untuk bertemu Wakil Perdana Menteri Leimana dan Pangad Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965 pagi. Ia beserta rombongan bergerak keluar dari kediaman Ratna Dewi Sari menuju Istana Merdeka pukul 06.00.

Namun, Presiden Soekarno mendapatkan kabar bahwa Istana Merdeka telah dikepung pasukan bersenjata dengan kain berwarna kuning melingkar di leher. Untuk menghindari itu, Presiden Soekarno berbelok menuju rumah Haryati di Slipi Grogol atas usulan Kolonel CPM Saelan.

Setelah itu, Jaksa Agung Muda Jenderal Soenarjo dan Ajudan Presiden Soemirat tiba di rumah Haryati menemui Presiden Soekarno. Tak lama berselang, Presiden Soekarno dibawa menuju Halim Perdanakusuma menggunakan mobil VW Kodok B75177

Tiba di Halim pukul 09.00, Presiden Soekarno disambut Panglima Angkatan Udara Omar Dhani dan Panglima Koops, Komodor Leo Wattimena. Di sana, Presiden Soekarno diberi tahu bahwa terjadi penculikan dan penembakan sejumlah jenderal.

Ketujuh tokoh militer yang gugur akibat G30S di antaranya Letjen Ahmad Yani, Letjen R.Soeprapto, Mayjen Harjono Mas Tirtodarmo, Mayjen S.Parman, Brigjen D.I. Pandjaitan, Brigjen Sutojo Siswamihardjo, Lettu Pierre Tendean. (ham/asd)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.