Kampanye Mode Medit Irit

192

Para penghuni warung kaget tak percaya. Bagaimana mungkin Wak Takrip yang begitu lugu tiba-tiba menjadi pengepul suara rakyat? Menurut pengakuannya, para calon memang sengaja mencari pengepul suara yang amanah. Sudah trauma dengan para pemain lama.

Oleh : Abdur rozaq

Meski Pemilu lokal semakin dekat, Warung Cak Sueb belum juga membludak. Biasanya, setiap kali ada pemilu, baik pilkades, pilkada, pileg atau pilpres, warung Cak Sueb akan mengalami lonjakan omset hingga ratusan persen. Warung buka 24 jam, mulai pagi hingga pagi. Cak Sueb sampai kewalahan, bahkan pernah harus opname karena kelalahan. Nah pada pemilu lokal kali ini, warung Cak Sueb tetap sepi meski pesta demokrasi tinggal menghitung hari.

Cak Paijo LSM, juga sepi job. Ia sudah mengontak beberapa kawan jaringan pengepul suara rakyat, banyak yang mengeluh sepi. Hanya kawan-kawannya di ring satu tim sukses yang ketiban job, itupun anggarannya terbatas. Tersebar desas-desus, jika para calon mengubah strategi serangan fajar. Strategi kuno seperti menyerahkan amunisi serangan fajar kepada para pengepul suara, dianalisa banyak penyelewengan.

Bukannya digunakan menyogok, eh bersedekah kepada calon pemilih, malah dipakai menyewa room karaoke, mengundang purel, bahkan tak jarang dana itu digunakan untuk membantu janda-janda tertentu.

Konon juga, para calon yang sudah berkali-kali dikerjai para pengepul suara sekaligus pemilih, lama-lama gregeten juga. Aksi saling mengerjai antara timses calon dan pemilih, pada akhirnya dimenangkan –tentu saja—pemilik modal, dan amunisi traktiran rokok-kopi dihentikan. Aksi saling mengerjai ini memang panjang sejarahnya. Menurut cak Paijo LSM, para calon apapun yang ikut pemilu, rata-rata menderita amnesia setelah terpilih, bahkan kepada tim pengepul suaranya. Karena fenomena itu sangat sering terjadi, orang sepakat itu bukan kebetulan, bahkan sudah diidentifikasi sebagai tindakan “mengerjai” pemilih. Maka sebagai balasan, para pengepul suara mengajari para pemilih balas mengerjai para calon, dengan menerima traktiran serta serangan fajar dari mana saja, tapi hanya nyoblos yang lumayan bisa dipercaya. Atau yang kaliber amunisinya lebih besar.

Nah, dari keprucut omong Cak Paijo LSM inilah, fenomena sepi traktiran jelang pemilu lokal terungkap. Dan terancam, hingga H-1 pemilu lokal, takkan ada lagi orang-orang asing yang tiba-tiba dermawan mbayari kopi orang se warung. Debat kusir sesama pendukung di warung-warung juga terancam sepi, karena debat itupun sebenarnya ada ongkosnya. Stiker, baliho, kalender dan kaos murahan, juga terancam hanya berupa benda maya di media sosial. Buat apa cetak stiker, kalender dan kaos jika ujung-ujungnya mubaddzir? Apalagi stiker, hanya mengotori tembok. Apa bedanya dengan vandalisme? Setiap orang sudah punya kalender di HP, buat apa cetak kalender kertas? Baliho malah lebih merusak alam karena biasanya dipaku pada pohon dan menghabiskan banyak kayu atau bambu, sedangkan manfaat dari pemilu ya begitu-begitu saja. Kurang faedahnya.

Menurut Mahmud Wicaksono, sepinya traktiran politisi kali seharusnya disyukuri, karena para calon sudah cerdas sekaligus tak menghina kecerdasan rakyat. Jika ini terus dibudayakan, merupakan sebuah kemajuan, karena orang akan benar-benar memilih sesuai dengan hati nurani. Takkan ada lagi unen-unen kolot seperti “kalau ada uangnya saya coblos”, dan para calon berkualitas tapi minim modal, bisa ikut berkontestasi secara adil. Tapi sayangnya, politik identitas dan politik nasab masih saja menjadi trend. Kaum brahmana diseret-seret menjadi pendamping calon demi mendulang suara.

“Halah, lancip temen cak, cak,” bantah Cak Sueb menganggapi ucapan Mahmud Wicaksono. “Orang nyoblos itu harus prei kerja dan mengurangi penghasilan. Ya kalau hasil coblosannya kelak berfaedah, kalau masih seperti yang dulu-dulu, traktiran politis bahkan perang serangan fajar harus tetap ada demi ganti rugi datang ke TPS.”

“Ya mental begini ini yang membuat korupsi makin subur. Serangan fajar dan sedekah politis yang menghabiskan dana miliaran, tentu saja harus disauri.

Caranya bagaimana lagi kalau tidak dengan ngentit alias klepto? Sama serangan fajar kita doyan, tapi kalau ada orang korupsi ribut. Siklus korupsi itu ya bermula dari kita sendiri. misalnya sudah tahu mengurus KTP itu gratis, tapi kita sungkan kalau tidak memberi uang rokok,” balas Mahmud Wicaksono muntap.

Padahal kopi yang ia sruput ngutang sama Cak Sueb. Banyak hutang boleh, tapi kritis harus. Kalau semua orang serba tidak enakan, takkan ada yang berani menyuarakan kebenaran, hayal Mahmud Wicaksono. Kalau sudah dapat bansos kemudian memergoki Pak Kades malam-malam main ke rumah janda, ya harus tetap digrebek. Soal bansos dicabut urusan belakangan.

Tapi menurut Wak Takrip, sedekah politis dan serangan fajar itu sebaiknya dianggap slimuran saja. Ibarat iseng-iseng nombok togel, barangkali nomor tembus. Ekonomi sedang, eh selalu tak stabil, sedekah politis dan serangan fajar anggap saja zakat profesi atau pembersihan harta yang bercampur dengan residu syubhat, misalnya.

“Nah, kalau begitu mungkin boleh,” sambut Mahmud Wicaksono semringah.
“Nah kalau sampeyan sepakat dengan usul saya, kebetulan saya ada titipan dari para calon. Calon A titip sedekah, calon B juga titip sedekah. Saya hanya diamanati untuk membagikan kepada siapa saja yang mau, soal coblos, ya terserah sampeyan,” ujar Wak Takrip. Para penghuni warung kaget tak percaya. Bagaimana mungkin Wak Takrip yang begitu lugu tiba-tiba menjadi pengepul suara rakyat? Menurut pengakuannya, para calon memang sengaja mencari pengepul suara yang amanah. Sudah trauma dengan para pemain lama. Wak Takrip yang begitu polos, terang-terangan mengaku jika kampanye kali ini disetting mode medit irit.

Serangan fajar pun, kelak akan diawasi dengan ketat. Ada tim siluman yang memiliki ajian rogoh sukmo, sehingga tahu siapa yang menerima serangan fajar tapi tak mencoblos. Dengan sistem yang canggih pula, sekarang sudah tidak mungkin seseorang menerima serangan fajar dari semua calon sekaligus.
Seisi warung mendadak lesu dan bersumpah akan mencoblos asal-asalan.

*Penulis buku, cerpenis dan youtuber sejarah

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.