Pasuruan (WartaBromo.com) – Mata pelajaran coding akan mulai masuk ke dalam kurikulum sekolah pada tahun ajaran 2025-2026. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa pelajaran ini akan diperkenalkan sebagai mata pelajaran pilihan untuk jenjang SD, SMP, dan SMA.
Sedangkan, untuk siswa SD, pembelajaran akan dimulai dari kelas 5.
“Pembelajaran coding dan kecerdasan buatan akan kami masukkan sebagai mata pelajaran pilihan di berbagai jenjang pendidikan. Di tingkat SD, pelajaran ini direncanakan dimulai pada kelas 5 dan akan diberlakukan mulai tahun ajaran 2025-2026,” ujar Abdul Mu’ti di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, pada Selasa (29/4/2025).
Abdul Mu’ti menambahkan bahwa sekolah memiliki fleksibilitas untuk melatih guru-gurunya secara mandiri dalam mengajarkan materi tersebut. Namun jika sekolah membutuhkan bantuan, Kemendikdasmen siap memberikan pelatihan.
“Silakan sekolah melatih gurunya sendiri. Namun jika diperlukan, kami juga akan memberikan pelatihan yang dibutuhkan,” tambahnya.
Kebijakan ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk dari pakar pendidikan, Dr. Achmad Hidayatullah, Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya. Ia menyambut baik rencana ini dan menilai pengenalan coding pada siswa kelas 5 SD sangat tepat.
Menurutnya, anak-anak usia tersebut sudah berada dalam tahap perkembangan kognitif yang memungkinkan mereka berpikir logis dan konkret, seperti menyusun urutan, mengklasifikasi, hingga menarik kesimpulan dari berbagai situasi.
“Anak-anak kelas 5 sudah memiliki kemampuan berpikir logis dan memahami simbol. Ini sangat penting sebagai dasar dalam belajar coding,” jelas Dayat, sapaan akrabnya, melalui situs resmi UM Surabaya, dikutip Minggu (4/5/2025).
Dayat menegaskan bahwa belajar coding tidak sekadar tentang bahasa pemrograman, tetapi juga berkontribusi besar dalam membentuk kemampuan berpikir logis, kreativitas, dan keterampilan memecahkan masalah. Ia melihat coding sebagai sarana agar anak-anak tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta.
“Pengenalan coding sejak dini memberi fondasi kuat untuk menghadapi dunia digital. Anak-anak bisa menjadi inovator, bukan hanya konsumen teknologi,” pungkasnya.