Wak Bill Gates Jualan Vaksin

46

“Menurut jubir kementerian Seger Waras, ini malah kesempatan bagus. Karena kelak, vaksin TBC ini bisa cocok dengan rakyat negara Wak Takrip karena sudah diuji coba di sini.”

Oleh: Abdur Rozaq

Seperti yang sering dikatakan orang, warung kopi itu memang kantor berita. Tempat isu, gosip dan rasan-rasan berpusat di sana. Dan karena kini setiap orang bisa mendapat berita dari HP, orang-orang melarat seperti Wak Takrip pun, bisa tahu isu terhangat dari berbagai belahan dunia. Hanya saja, pemahamannya seringkali kurang utuh.

Ditambah dengan narasi para buzzer atau orang-orang yang suka mengomentari judul berita tanpa membaca atau menonton videonya, maraklah informasi sesat. Ketika di-share dan dikomentari oleh netizen yang begitu punya banyak waktu untuk bermain HP, jadilah informasi sesat menyesatkan.

Sejak beberapa hari terakhir, warung Cak Sueb ramai oleh perdebatan isu Wak Bill Gates jualan obat. Ada bau-bau makar di sana. Bahkan terang-terangan, Cak Paijo LSM menuduh pemerintah negaranya sengaja menumbalkan rakyat untuk dijadikan kelinci percobaan.

“Ini sudah membahayakan rakyat. Kok tega-teganya rakyat dijadikan kelinci percobaan obat TBC. Apa takut sama Wak Bill Gates? Apa karena diberi dana hibah, rakyat dijadikan objek penelitian?” Katanya lantang, seperti saat berorasi ketika berdemo.

“Dulu vaksin Corona, sekarang vaksin TBC. Kalau memang obat TBC ini aman, kenapa tidak diuji coba pada rakyat di negara Wak Bill Gates sana?” hampir seisi warung manggut-manggut. Sepakat jika ada kongkalikong antara pemerintah negara Wak Takrip dengan Wak Bill Gates, seorang elit global. Sementara Mahmud Wicaksono yang selalu menjadi oposisi Cak Paijo LSM, malah sibuk meminta password wifi warung Cak Sueb, lalu scroll-scroll HP kreditannya, membaca berita.

“Sampeyan tahu, siapa itu Wak Bill Gates?” tanya Cak Paijo LSM seraya mendelik-mendelik kepada para pelanggan warung, yang terheran-heran dengan kecerdasan Cak Paijo LSM. “Wak Bill Gates itu bakul aplikasi komputer. Aplikasi itu, ya seperti WhattsApp atau Facebook yang dipasang di HP sampeyan. Lha apa nggak aneh kalau bakul aplikasi tiba-tiba banting setir jadi bakul obat. Apalagi, Wak Bill Gates tiba-tiba jualan obat saat Corona kemarin. Kan bati banyak itu?”
“Berarti ini ada yang tidak beres, cak,” timpak Cak Soleh las.

“Ya! Jelas itu. Dan pemerintah negara Wak Takrip, kok ya mau rakyatnya jadi ….”
“Hoax sampeyan Cak Paijo,” timpal Mahmud Wicaksono memotong omongan Cak Paijo.
“Hoax apanya?” Cak Paijo LSM tak terima.
“Sampeyan kata siapa Wak Bill Gates menjadikan rakyat sebagai kelinci percobaan?” Cecar Mahmud Wicaksono.
“Lha netizen kan sudah ramai? Sebagian besar netizen sepakat jika ada indikasi akal jahat Wak Bill Gates dalam proyek vaksin ini.”
Mahmud Wicaksono tertawa kecil seraya bilang, “netizen kok dipercaya. Netizen kok dijadikan rujukan. Semua orang, asal pegang HP, tiba-tiba jadi pengamat.”
“Jangan remehkan netizen, mas. No viral no justice,” ujar Cak Paijo LSM membela pendapatnya.

“Iya, tapi netizen kita itu literasi dan barbarnya tidak seimbang. Lebih banyak berkomentar daripada membaca atau menonton berita.”
“Ini lho, saya sudah membaca berita dari tujuh situs berita terpercaya. Wak Bill Gates tidak seberbahaya yang dituduhkan netizen,” ujar Mahmud Wicaksono, seraya cengengesan seperti orang berkumis yang saat ini sedang viral terkait isu ijazah palsu.

“Alkisah, negara Wak Takrip ini merupakan negara rangking kedua sedunia dengan pengidap TBC terbanyak. Setiap tahun, ada 17.000 orang almarhum “akibat” TBC. Dan setiap jam ada, ada orang COD malaikat maut “akibat” TBC.”

“Penelitian vaksin TBC sendiri, sudah dilakukan sejak 26 tahun lalu, tapi efektivitasnya belum mencapai 60 persen. Lha karena perusahaan obat mulai kehabisan dana dalam penelitian ini, mereka meminta sumbangan kepada Wak Bill Gates, agar proyek berlanjut.”
“Uji coba vaksin TBC sendiri sudah beberapa kali dilalukan, termasuk di Eropa. Lha di Asia Tenggara, beberapa negara tetangga sudah pernah menjadi pilot project. Baru sekarang di negara Wak Takrip.”

“Menurut jubir kementerian Seger Waras, ini malah kesempatan bagus. Karena kelak, vaksin TBC ini bisa cocok dengan rakyat negara Wak Takrip karena sudah diuji coba di sini.”
“Wis talah, jangan menebar narasi kalau belum paham masalahnya,” tutup Mahmud Wicaksono seraya nggeraut wajah Cak Paijo LSM, sekaligus menyambar rokoknya.

*Hanya fiksi semata, jika ada kesamaan nama, tempat dan peristiwa, hanya kebetulan semata.

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.