Koperasi Merah Putih Buka Peluang Sarjana Menganggur, Segini Gajinya

107

Pasuruan (WartaBromo.com) – Program strategis nasional bertajuk Koperasi Merah Putih kini menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Digagas oleh pemerintah untuk memperkuat ekonomi desa, program ini hadir dengan pendekatan baru.

Dilansir dari merahputih.kop.id pendekatannya adalah memanfaatkan potensi lokal dan menggerakkan masyarakat melalui koperasi yang produktif. Namun, di balik semangat pemberdayaan tersebut, muncul tanda tanya besar dari masyarakat apa benar pengurus koperasi akan digaji hingga Rp8 juta per bulan?

Rumor ini langsung ditepis oleh Staf Khusus Menteri Koperasi, Adi Sulistyowati. Ia menegaskan bahwa kabar tersebut adalah hoaks.

Menurutnya, Koperasi Merah Putih bukanlah skema penciptaan lapangan kerja dengan gaji tetap, melainkan wadah untuk membentuk kegiatan ekonomi riil di desa, seperti pertanian, perikanan, hingga sektor perdagangan.

“Koperasi Merah Putih tidak berdiri tanpa usaha. Harus ada kegiatan ekonomi konkret dulu. Setelah itu baru bicara soal pembiayaan dan operasional,” jelas Adi.

Dengan kata lain, pengurus koperasi tidak serta merta digaji. Besaran imbalan bagi pengurus nantinya akan diputuskan melalui musyawarah anggota koperasi, tergantung pada sejauh mana koperasi menghasilkan pendapatan. Pemerintah pun tidak menetapkan standar gaji tetap untuk para pengurus.

Sarjana Menganggur Jadi Tulang Punggung Ekonomi Desa

Sementara itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, melihat program ini sebagai peluang emas bagi para sarjana yang belum terserap dunia kerja.

Ia mengajak generasi muda terdidik yang masih menganggur di kota untuk kembali ke desa dan mengelola koperasi di kampung halamannya. Setiap unit Koperasi Merah Putih ditargetkan dikelola oleh minimal tiga orang sarjana yang memahami manajemen, potensi lokal, dan tata kelola koperasi.

“Kami utamakan SDM dari desa bersangkutan. Kalau ada sarjana dari desa yang menganggur di kota, bisa pulang dan jadi manajer koperasi,” ujar Yandri.

Langkah ini dinilai sebagai strategi ganda: menghidupkan ekonomi desa sekaligus mengurangi angka pengangguran di kalangan terdidik. Bagi para sarjana, ini bukan sekadar peluang kerja, tapi kesempatan untuk menjadi agen perubahan di komunitasnya sendiri.

Koperasi Merah Putih bukan proyek instan. Ia membutuhkan dedikasi, kesabaran, dan sinergi antarwarga. Meski belum menjanjikan gaji pasti, program ini membuka jalan bagi ekonomi berbasis komunitas yang berkelanjutan dimulai dari desa, untuk Indonesia. (jun)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.