Pasuruan (WartaBromo.com) – Buah merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat yang penting untuk tubuh. Namun, tidak semua buah yang terlihat matang di pasaran benar-benar matang secara alami.
Beberapa pedagang menggunakan zat kimia seperti karbit (kalsium karbida) untuk mempercepat proses pematangan buah. Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara buah masak karbit dan buah matang alami?
Simak ulasan berikut ini!
Buah masak karbit adalah buah yang dipanen sebelum waktunya dan kemudian dipercepat proses pematangannya menggunakan gas asetilena yang dihasilkan dari karbit. Proses ini sering digunakan pada buah seperti pisang, mangga, pepaya, dan alpukat agar terlihat matang saat dijual.
1. Warna Kulit
Buah yang dimatangkan dengan karbit biasanya memiliki warna kulit yang tidak merata. Warna bagian luarnya bisa terlihat mencolok atau belang, namun hal ini tidak menjamin bagian dalamnya sudah matang.
Sebaliknya, buah yang matang secara alami menunjukkan warna kulit yang merata dan sesuai dengan karakteristik alaminya. Warna tersebut muncul secara bertahap dan alami seiring dengan proses pematangan di pohon.
2. Aroma Buah
Salah satu indikator penting buah matang adalah aromanya. Buah masak karbit cenderung memiliki aroma yang lemah, atau bahkan tidak ada aroma sama sekali. Hal ini karena gas dari karbit tidak mampu merangsang produksi senyawa aroma secara alami.
Sementara itu, buah matang alami mengeluarkan aroma khas yang wangi dan segar, karena senyawa aromatik terbentuk sempurna selama proses pematangan alami.
3. Tekstur Buah
Buah yang dimatangkan secara paksa sering kali memiliki tekstur luar yang lunak, namun bagian dalamnya masih keras atau belum matang sempurna. Ini terjadi karena proses pematangan tidak meresap hingga ke inti buah.
Berbeda dengan buah matang alami yang memiliki tekstur empuk dan konsisten dari luar hingga dalam. Proses pematangan alami membuat enzim di dalam buah bekerja merata untuk melunakkan seluruh bagian daging buah.
4. Rasa
Rasa adalah pembeda yang sangat mencolok. Buah masak karbit biasanya memiliki rasa yang hambar, asam, atau tidak manis. Hal ini terjadi karena pematangan kimia tidak mampu mengembangkan kandungan gula secara maksimal.
Sebaliknya, buah matang alami terasa lebih manis, segar, dan nikmat karena kandungan gula dan senyawa rasa terbentuk secara sempurna di pohon.
5. Daya Tahan
Buah yang dimatangkan dengan karbit memiliki daya tahan yang rendah dan cepat membusuk. Ini karena buah belum benar-benar matang secara fisiologis saat dipanen. Proses pemaksaan ini membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.
Sementara itu, buah matang alami umumnya memiliki daya tahan lebih baik karena mengalami proses pematangan yang utuh dan bertahap.
6. Kandungan Nutrisi
Kandungan nutrisi dalam buah juga sangat dipengaruhi oleh cara pematangannya. Buah masak karbit biasanya memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih rendah karena dipanen sebelum waktu matang sempurna.
Buah matang alami lebih kaya nutrisi karena memiliki waktu yang cukup untuk menyerap dan membentuk zat gizi selama proses pertumbuhan dan pematangan di pohon.
7. Keamanan Konsumsi
Keamanan menjadi faktor penting dalam memilih buah. Buah masak karbit bisa mengandung residu zat kimia berbahaya seperti arsenik dan fosfor dari proses karbitisasi. Paparan jangka panjang terhadap zat ini bisa berdampak negatif pada kesehatan.
Sebaliknya, buah matang alami tidak mengandung bahan tambahan kimia dan lebih aman untuk dikonsumsi oleh semua kalangan, termasuk anak-anak dan lansia. (jun)