Probolinggo (WartaBromo.com) – Meski musim penghujan belum sepenuhnya berlalu, krisis air bersih mulai menghantui warga Desa Tulupari, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Kekeringan lokal melanda dua dusun, memaksa warga membeli air bersih untuk kebutuhan harian mereka.
Wilayah yang terdampak paling parah adalah Dusun Dulugan RT 10, 11, 12 RW 04 dan Dusun Karang Tengah RT 07, 08, 09 RW 03. Warga di dusun tersebut harus mengeluarkan biaya Rp60.000 untuk membeli 1.100 liter air bersih dari penjual swasta.
“Dalam empat hari, air sebanyak itu sudah habis. Kami harus beli lagi, dan begitu terus,” ujar Soleh, warga setempat, Jumat (30/5/2025).
Menurutnya, meski saat ini masih turun hujan, warga hanya bisa memanfaatkan air hujan yang ditampung untuk keperluan mandi dan mencuci. Untuk air minum dan memasak, mereka terpaksa membeli.
Situasi ini semakin menyulitkan karena mayoritas penduduk Desa Tulupari bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan mereka hanya sekitar Rp50.000 per hari—jumlah yang hampir setara dengan biaya pembelian air bersih untuk kebutuhan keluarga.
Kepala Desa Tulupari, Zainul Arifin, membenarkan adanya kekurangan pasokan air bersih di wilayahnya. Ia mengaku telah mengajukan permohonan bantuan kepada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Probolinggo.
“Saya tidak tinggal diam. Proposal sudah kami kirimkan ke pemerintah daerah, khususnya ke Dinas Perkim. Harapan saya, bantuan bisa segera direalisasikan,” tegas Zainul.
Ia juga mengungkapkan kekhawatirannya menghadapi musim kemarau yang sebentar lagi tiba. “Sekarang saja sudah susah air. Kalau nanti musim kemarau, bisa tambah parah. Saat ini warga masih bisa mandi pakai air hujan, tapi tetap harus beli untuk konsumsi,” lanjutnya.
Masyarakat Desa Tulupari berharap pemerintah kabupaten, termasuk DPRD Probolinggo, dapat turun tangan dan memberikan solusi konkret. Beberapa warga bahkan menyarankan agar pemerintah segera membangun sumur bor untuk menjamin ketersediaan air bersih di desa mereka.
“Kalau bisa dibantu sumur bor, itu sangat membantu. Kami sudah terlalu lama kesulitan air,” harap Samsul, warga Dusun Karang Tengah. (saw)