Makanan Sakral dalam Pernikahan Adat Jawa Timur, Lengkap dengan Maknanya

13

Pasuruan (WartaBromo.com) – Pernikahan adat Jawa di Jawa Timur tak hanya memikat dari segi budaya dan prosesi tapi juga dari sajian kuliner khas yang sarat makna. Meski kini banyak resepsi modern tanpa prosesi adat lengkap, makanan tradisional khas Jawa Timur tetap hadir sebagai simbolis pengantin.

Makanan-makanan ini bukan sekadar hidangan, tapi warisan budaya yang masih dijaga oleh masyarakat Jawa. Lantas, apa saja makanan khas pernikahan adat Jawa Timur dan maknanya?

Simak daftarnya berikut!

1. Sop Manten

Sop manten adalah hidangan pembuka yang wajib ada dalam pernikahan adat Jawa Timur. Sop ini terdiri dari berbagai sayur seperti wortel, kentang, kembang kol, dan buncis, serta ditambah daging ayam dan makaroni. Kuah sop manten berasal dari kaldu ayam yang memberikan cita rasa gurih dan lezat.

Sayuran mencerminkan dua keluarga pengantin yang berbeda latar belakang, sementara kaldu ayam melambangkan persatuan dalam perbedaan. Sop manten adalah simbol harmonisasi dua keluarga besar menjadi satu ikatan yang kuat.

2. Bubur Sumsum

Bubur sumsum adalah makanan berbahan dasar campuran beras putih dan beras ketan. Disajikan dengan siraman gula merah atau gula putih cair, hidangan ini memiliki rasa manis dan tekstur lembut.

Melambangkan kesucian dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga. Bubur sumsum menjadi doa agar pasangan pengantin menjalani kehidupan yang penuh berkah dan kedamaian.

3. Wajik dan Jadah

Dua makanan ini sama-sama terbuat dari ketan, namun berbeda warna dan rasa. Wajik berwarna cokelat dengan rasa manis, sedangkan jadah berwarna putih dan memiliki rasa gurih.

Wajik dan jadah mencerminkan harapan agar pasangan pengantin dapat langgeng sampai akhir hayat. Warna dan rasa yang berbeda menjadi simbol harmoni dalam keberagaman.

4. Pulp

Pulp adalah jajanan tradisional yang dibuat dari campuran beras putih dan beras ketan. Untuk menikmatinya, biasanya ditambahkan gula putih atau gula merah cair.

Makanan ini melambangkan kekuatan dan keberkahan dalam rumah tangga baru. Harapannya, pasangan pengantin dan keluarganya selalu sehat dan dilimpahi rezeki.

5. Lemper

Lemper dibuat dari beras ketan yang diisi suwiran ayam atau abon, lalu dibungkus dengan daun pisang. Dalam budaya Jawa, lemper merupakan singkatan dari yen dilem atimu ojo memper yang berarti “jika dipuji, jangan sombong.”

Lemper adalah simbol kerendahan hati. Makanan ini mengajarkan pasangan pengantin untuk tetap rendah hati, tak mudah besar kepala dalam menghadapi pujian atau keberhasilan.

6. Lodeh Kluwih

Lodeh kluwih adalah sayur yang menggunakan buah kluwih sebagai bahan utama, dimasak dengan santan dan berbagai bumbu rempah khas Jawa.

Lodeh kluwih mengandung filosofi kesederhanaan dan kekuatan dalam menghadapi kehidupan rumah tangga. Sajian ini juga menjadi simbol kehangatan dalam keluarga besar.

7. Jenang

Jenang memiliki tekstur kenyal dan rasa manis, sering kali dihidangkan dalam berbagai acara hajatan, termasuk pernikahan.

Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas terselenggaranya pernikahan. Jenang juga melambangkan harapan agar pernikahan berjalan manis dan penuh keberkahan.

Hidangan khas pernikahan adat Jawa Timur bukan sekadar makanan tapi simbol filosofi hidup dan harapan untuk pasangan pengantin. Meski zaman terus berubah, makanan-makanan ini tetap lestari sebagai warisan leluhur. (jun)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.