Sukapura (WartaBromo.com) — Jalan rusak menuju kawasan wisata Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, akhirnya diperbaiki. Namun, perbaikan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat bersifat sementara lantaran terkendala anggaran dan waktu pelaksanaan.
Rabu (4/6/2025) pagi, sejumlah petugas dari Dinas PUPR mulai menutup lubang jalan menggunakan tanah urug dan melapisinya dengan aspal. Langkah ini diambil sebagai respons cepat atas keluhan masyarakat Tengger dan wisatawan yang terganggu oleh kondisi jalan yang rusak parah di jalur utama menuju Bromo.
“Perbaikan ini sementara. Perbaikan permanen akan kami laksanakan setelah prosesi Yadnya Kasada selesai,” ujar Kepala Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo, Hengky C Putra, saat dikonfirmasi.
Menurut Hengky, perbaikan permanen membutuhkan anggaran besar dan proses pengerjaan yang lebih lama. Estimasi biaya yang diperlukan mencapai Rp 200 juta, termasuk pembangunan saluran drainase untuk mengantisipasi kerusakan serupa ke depan.
Namun, proses perbaikan permanen masih menunggu persetujuan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Jika pengajuan anggaran tidak disetujui, maka perbaikan secara menyeluruh terancam tertunda.
“Kalau dipaksakan sekarang, pekerjaan tidak akan selesai sebelum Yadnya Kasada dan malah akan mengganggu arus lalu lintas warga maupun wisatawan,” tambah Hengky.
Kerusakan jalan terjadi di ruas sepanjang sekitar 30 meter di sisi kiri jalan yang berbatasan langsung dengan jurang. Lubang di permukaan jalan mencapai lebar dua meter, dengan potensi longsor yang masih mengkhawatirkan, terutama saat hujan turun.
Pembatas jalan yang sebelumnya menutup satu jalur kini telah dipinggirkan, sehingga kendaraan sudah bisa melintas dua arah. Namun, pengguna jalan tetap diminta berhati-hati, terutama saat kendaraan bersimpangan.
“Kalau dua mobil berpapasan, harus benar-benar waspada. Tanahnya masih labil dan rawan longsor,” ujar Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono.
Pemerintah desa menyayangkan lambatnya respons dari pemerintah kabupaten. Menurut Sunaryono, laporan kerusakan jalan telah disampaikan sejak jauh hari. Ia berharap perbaikan dilakukan secara menyeluruh, termasuk mengganti gorong-gorong peninggalan zaman Belanda yang sudah rusak.
“Seharusnya, saat laporan diterima, langsung ditindaklanjuti. Bukan hanya tambal sulam, tapi dibongkar, diganti, dan diselesaikan tuntas,” kata Sunaryono.
Sebelum tim dari Dinas PU turun tangan, warga Ngadisari sudah lebih dulu bergerak. Melalui gotong royong, mereka menutup lubang jalan dengan 10 unit pikap berisi tanah urug. Meski demikian, retakan di jalan diperkirakan membentang sepanjang satu kilometer dari atas ke bawah.
“Sekarang sudah lebih baik, tapi ini belum menyelesaikan persoalan. Jalan ini adalah akses utama menuju Bromo, kawasan wisata internasional. Harusnya jadi prioritas,” tegas Sunaryono.
Warga juga terus mengimbau para pelaku wisata dan wisatawan untuk ekstra hati-hati saat melintasi kawasan tersebut, terutama pada malam hari atau saat hujan deras. (lai/saw)