Probolinggo (WartaBromo.com) – Pemerintah Kota Probolinggo memasang target ambisius: menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, menyebut dua program prioritas yang jadi andalan untuk mencapai tujuan itu—Sekolah Rakyat dan Koperasi Merah Putih.
“Ini bukan soal janji politik, tapi komitmen kami untuk mengubah wajah kemiskinan di kota ini,” kata Aminuddin, Senin, 9 Juni 2025.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, angka kemiskinan di Kota Probolinggo per awal 2024 masih berada di angka 6,18 persen atau sekitar 15.534 jiwa. Meski menunjukkan tren menurun dibanding lima tahun lalu, laju penurunannya masih di bawah satu persen per tahun.
Sekolah Rakyat menjadi salah satu program strategis yang digadang-gadang menjadi game changer. Dirancang sebagai pendidikan alternatif berbasis komunitas, program ini menyasar warga miskin, pekerja informal, hingga kelompok rentan yang tidak terjangkau pendidikan formal.
“Tahun ini Sekolah Rakyat mulai berjalan. Ini satu-satunya di Jawa Timur yang lolos tahap pertama nasional,” ujar Aminuddin. Ia menyebut program ini tak hanya menekankan pada pengajaran literasi dasar, tetapi juga pelatihan keterampilan dan kewirausahaan.
Selain sektor pendidikan, pemberdayaan ekonomi warga juga menjadi fokus. Pemkot menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menghadirkan Koperasi Merah Putih di 29 kelurahan yang ada di Kota Probolinggo.
Awalnya hanya dialokasikan 10 koperasi dari Pemprov, namun Pemkot kemudian menambah 19 koperasi dengan pembiayaan dari APBD kota. Tujuannya, memperluas akses permodalan dan distribusi produk UMKM di tingkat kelurahan.
“Kami ingin setiap UMKM punya akses ke koperasi yang sehat, transparan, dan produktif,” ujar Aminuddin.
Langkah yang diambil Pemkot Probolinggo ini sejalan dengan target pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan kemiskinan nasional ditekan hingga satu digit. Aminuddin menilai, target ambisius itu hanya bisa tercapai jika didukung kerja konkret di level lokal.
“Program pusat akan percuma tanpa pelaksanaan yang serius di daerah. Kami ingin jadi lokomotif perubahan itu,” kata dia.
Klaim penurunan kemiskinan tentu akan diuji oleh data. Namun bagi Pemkot Probolinggo, langkah intervensi sosial dan ekonomi yang dilakukan saat ini diyakini sebagai fondasi yang kuat untuk perubahan jangka panjang.
“Kami siap jika BPS mengevaluasi kembali. Kami optimistis angka kemiskinan bisa ditekan lebih dalam,” tutup Aminuddin. (saw)