PDIP Desak PLN Atasi Krisis Listrik di Tegalsiwalan dan Banyuanyar

13

Probolinggo (WartaBromo.com) — Krisis listrik yang menahun di wilayah Kecamatan Tegalsiwalan dan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo, akhirnya mendapat sorotan tajam dari Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

Partai besuktan Megawati itu, mendesak PLN Probolinggo dan Pemerintah Kabupaten bertindak cepat menyelesaikan persoalan tegangan rendah dan pemadaman berulang yang masih menghantui sejumlah desa.

Di Dusun Tanian Panjang, Desa Tegalsono misalnya, tegangan listrik pada siang hari hanya mencapai 180 volt. Akibatnya, peralatan rumah tangga dan usaha mikro warga sering rusak, bahkan sebagian tak bisa digunakan sama sekali.

“Ini bukan cuma soal ketidaknyamanan. Ini sudah menyangkut kerugian ekonomi dan keselamatan warga,” kata Arief Hidayat, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Probolinggo, Selasa (10/6/2025)

anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, menilai kondisi ini mencerminkan lemahnya perhatian pemerintah dan PLN terhadap wilayah pinggiran.

Ia menekankan perlunya transparansi dari pihak PLN dan keterlibatan aktif pemerintah daerah dalam mengadvokasi penyelesaian masalah listrik ini.

“Kami mendesak PLN terbuka kepada publik soal peta kendala dan rencana tindak lanjut. Pemerintah daerah jangan hanya diam. Harus turun langsung ke dusun-dusun yang belum teraliri listrik resmi,” tegasnya.

Di beberapa titik, seperti Gunung Bekel (Tegalsono) dan Kerpangan, Tigasan (Leces), masih ditemukan dusun yang belum memiliki jaringan listrik permanen.

Warga terpaksa menyambung listrik dari meteran tetangga atau rumah terdekat, menggunakan kabel pribadi yang direntangkan melintasi jalan dan ladang. Praktik ini tak hanya melanggar standar keamanan, tapi juga mengancam nyawa.

“Listrik seperti jadi barang mewah. Kami harus tarik kabel sendiri, belanja peralatan sendiri, dan hidup dalam kekhawatiran setiap malam,” ujar Basri, seorang warga.

Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Kabupaten Probolinggo juga mengeluarkan pernyataan resmi, meminta Bupati dan jajaran OPD untuk tidak lagi menunggu laporan warga.

Melainkan aktif memetakan langsung wilayah yang terdampak dan menyuarakan tuntutan ke PLN pusat serta Dinas ESDM Jawa Timur.

“Jangan biarkan rakyat terbiasa hidup dalam ketidakadilan. Sudah bertahun-tahun masalah ini ada, tapi belum ada langkah konkret. Yang padam bukan cuma listrik, tapi juga perhatian dari pemerintah,” ujar Cak Dayat.

Persoalan listrik di Probolinggo ini menegaskan tantangan pemerataan akses energi di tengah program elektrifikasi nasional yang gencar dikampanyekan. Bagi warga Tegalsiwalan dan Banyuanyar, lampu yang menyala bukan sekadar fasilitas, tapi simbol kehadiran negara.

Tanpa penyelesaian serius dan kolaborasi antara PLN dan pemerintah daerah, warga desa akan terus hidup dalam bayang-bayang lilin dan kabel sambungan liar—sebuah ironi di tengah janji pembangunan yang merata. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.