Miris! SD di Ibukota Kabupaten Probolinggo Mengenaskan, Dewan Baru Tahu dari Berita

3

Kraksaan (WartaBromo.com) — Kondisi mengenaskan SDN Kalibuntu I di Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, mengundang keprihatinan mendalam. Dua ruang kelas sudah ambruk, 5 lainnya tinggal menunggu waktu. Ironisnya, kerusakan itu baru diketahui oleh anggota DPRD setempat lewat pemberitaan media.

“Saya kaget dan prihatin. Ini baru saya tahu dari media, padahal sekolah itu ada di dapil saya,” ujar Khairul Anam, anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Sabtu (21/6/2025).

Sebagai anggota Komisi IV yang membidangi pendidikan, Anam menyebut kondisi SDN Kalibuntu I sangat mengkhawatirkan. Apalagi lembaga pendidikan itu, berada di wilayah Kecamatan Kraksaan yang notabene merupakan Ibukota Kabupaten Probolinggo.

Banjir besar yang menerjang kawasan tersebut pada Februari 2025 disebut sebagai pemicu utama kerusakan. Selain dua kelas yang sudah rata dengan tanah, perpustakaan hingga ruang kelas I dan II juga terancam roboh.

“Situasinya sangat membahayakan. Ini bukan hanya tentang bangunan rusak, tapi menyangkut keselamatan siswa dan guru,” tegas politisi PDIP itu.

Anam mendesak Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas PUPR untuk bertindak cepat.

Langkah darurat yang perlu diambil antara lain relokasi siswa, penguatan tebing Sungai Kertosono, serta pembangunan ulang sekolah dengan konsep mitigasi bencana.

“Jangan tunggu korban dulu. Ini tanggung jawab bersama,” kata legislator dari Dapil 1 (Kraksaan, Besuk, Gading) tersebut.

Menurutnya, kasus ini menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah agar tidak abai terhadap potensi bencana. Terutama di kawasan rawan seperti Kalibuntu yang berada dekat aliran sungai.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sudah meninjau langsung kondisi sekolah ini saat kunjungan kerja pada Kamis (14/6/2025). Pemerintah provinsi merespons cepat dengan membangun bronjong atau penahan tebing untuk mencegah abrasi lebih parah.

Khoirur Rozikin, guru di SDN Kalibuntu I, menyambut bantuan tersebut dengan rasa haru. Ia menyebut bronjong sebagai penyelamat bagi warga sekolah.

“Alhamdulillah, ini bantuan yang sudah lama kami harapkan. Tanpa itu, bukan hanya dua kelas yang jebol, tapi bisa semua ikut roboh,” ujar Rozikin.

Meski langkah darurat mulai dijalankan, kondisi darurat masih membayangi proses belajar mengajar di sekolah itu. Para siswa kini belajar dalam kondisi waswas, sementara orangtua berharap pemerintah segera memberi solusi permanen. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.