Gaji Minimal, Hidup Maksimal! Simak Trik Jitu Kelola Keuangan dari Pakar!

13

Pasuruan (WartaBromo.com) – Mengatur keuangan pribadi memang bukan perkara mudah, apalagi jika gaji yang diterima masih setara dengan UMP. Namun, pengelolaan keuangan tetap penting dilakukan agar penghasilan tidak habis begitu saja dan masih ada sisa untuk ditabung atau digunakan liburan.

Lantas, bagaimana cara mengaturnya?

1. Bagi Penghasilan Sesuai Pos Keuangan

Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, menyarankan agar pekerja dengan penghasilan setara UMP mulai membagi pemasukan ke dalam beberapa pos pengeluaran. Menurutnya, langkah ini cukup sederhana namun efektif untuk menjaga stabilitas keuangan.

“Komposisinya sebenarnya sederhana ya. Dari dulu, ya saving 10%, cicilan 30%, lalu 40% untuk kebutuhan rutin dan 20% untuk kebutuhan pribadi,” ujar Tejasari pada Jumat (30/5/2025).

Ia juga menambahkan, apabila seseorang tidak memiliki cicilan rumah seperti KPR, maka porsi 30% untuk cicilan bisa dialihkan ke tabungan atau investasi.

“Kalau kita nggak punya KPR karena nggak ngambil properti, 30% dari cicilan tadi sebenarnya bisa untuk saving. Jadi 10-40% itu bagus. Semakin besar semakin baik lah kalau kita bisa berinvestasi dari hampir sampai 40% dari penghasilan kita,” jelasnya.

2. Gunakan Skala Prioritas Pengeluaran

Senada dengan Tejasari, perencana keuangan Eko Endarto menekankan pentingnya penggunaan skala prioritas bagi pekerja bergaji setara UMP. Menurutnya, yang terpenting bukan besar kecilnya penghasilan, tetapi bagaimana penghasilan itu digunakan secara bijak.

“Anggaplah Rp 5 juta itu 100%, maka 30% itu dibayar untuk membayar cicilan dan utang. Terus 20% harus bisa digunakan untuk investasi tabungan, dan sisanya baru bisa untuk konsumsi. Nah itu prioritas yang harus bisa dilakukan,” kata Eko.

3. Hindari Gaya Hidup Konsumtif

Lebih lanjut, Eko mengingatkan agar masyarakat, khususnya pekerja dengan gaji setara UMP, tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Hal-hal seperti sering nongkrong di kafe, membeli barang yang sedang tren, atau berburu tiket konser tanpa perhitungan, sebaiknya dihindari.

“Kalau mengikuti gaya hidup nggak pernah cukup ya. Apalagi mengikuti gaya hidup orang lain, dia harus menyamakan diri dengan orang lain pasti nggak akan pernah cukup. Sehingga bukan mengikuti gaya hidup, tapi gaya hidup dia harus mengikuti penghasilan yang diterima. Jadi bukan kebalikannya,” tegas Eko.

Ia mencontohkan, gaya hidup seseorang dengan penghasilan Rp15 juta pasti berbeda dengan mereka yang berpenghasilan Rp5 juta. Mulai dari pilihan tempat nongkrong, alokasi investasi, hingga kemampuan membayar utang semuanya menyesuaikan kemampuan finansial masing-masing. (jun)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.