Probolinggo (WartaBromo.com) – Aksi viral pengalungan medali emas atlet Muaythai asal Probolinggo dengan iring-iringan gerobak akhirnya mengundang beragama reaksi.
Ketua KONI Kabupaten Probolinggo, Zainul Hasan, buka suara terkait Dimas Lukito Wardhana (23) yang pulang membawa medali emas dari Kejuaraan Asia di Vietnam tanpa sepengetahuan instansi olahraga daerah.
Dalam pernyataannya, Zainul menegaskan bahwa keberangkatan Dimas ke Vietnam tidak pernah dikomunikasikan ke KONI, Pengcab, Pemkab, maupun dinas terkait.
Ia menyebut, ajang yang diikuti Dimas adalah turnamen undangan atau invitasi, bukan event resmi seperti SEA Games atau Asian Games.
“Kami kaget, tiba-tiba Dimas pulang membawa medali emas. Ia berangkat secara mandiri, tidak ada pemberitahuan ke KONI atau Pemkab. Ini event invitasi, bukan kejuaraan resmi,” ujar Zainul, Jumat (4/7/2025).
Menurut Zainul, Dimas merogoh kocek pribadi senilai Rp13,5 juta untuk pendaftaran dan sekitar Rp6 juta untuk biaya penerbangan. Baru setelah meraih emas, seluruh biayanya diganti oleh Pengurus Provinsi Muaythai.
Mengenai video viral arak-arakan gerobak, Zainul menyebut hal itu murni inisiatif keluarga. Dimas diketahui berasal dari keluarga kurang mampu di Desa Tambakrejo, Kecamatan Tongas.
Maka saat tiba di rumah, ia disambut sederhana dengan gerobak—yang justru menjadi simbol haru atas pencapaiannya di tingkat Asia.
“Pulangnya dijemput pakai gerobak, karena memang kondisi keluarga. Tapi justru dari situlah video itu viral,” tambah Zainul.
Meski tak masuk dalam agenda resmi, prestasi Dimas tetap diapresiasi oleh Pemkab Probolinggo.
Bupati dr. Muhammad Haris memberikan penghargaan langsung kepada Dimas di Malang. Tempat ia kini berada untuk mendampingi atlet-atlet Muaythai Kabupaten Probolinggo di ajang Porprov 2025.
“Pak Bupati kaget dan langsung ingin bertemu. Beliau memberikan penghargaan atas prestasi yang luar biasa ini,” ujar Zainul.
Dimas bukan atlet sembarangan. Ia sebelumnya pernah menyabet emas di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2023 dan menjadi juara di PON 2024. Namun untuk turnamen di Vietnam ini, ia benar-benar berangkat sendiri tanpa sokongan daerah.
Tak adanya komunikasi antara atlet dan KONI sempat menuai polemik publik. Namun Zainul menegaskan, tidak ada unsur kesengajaan untuk mengabaikan Dimas. Hanya saja, karena event-nya bersifat undangan, maka tak ada pemberitahuan sebelumnya.
“Seandainya sejak awal kami tahu, pasti kami bantu. Dimas adalah salah satu atlet terbaik Probolinggo,” katanya menegaskan. (saw)