Viral Razia Miras Satpol PP Probolinggo: Sorotan Beralih ke Humas Satgas yang Dituding Doyan Miras”

91

Probolinggo (WartaBromo.com) – Harapan Satpol PP Kabupaten Probolinggo untuk menunjukkan taringnya dalam pemberantasan peredaran minuman keras justru berbalik arah. Video razia yang mereka unggah di TikTok bukan menuai pujian, melainkan banjir komentar sinis.

Pada 7 Juli 2025, akun resmi @satpol.pp.kab.prob mengunggah video penyegelan sebuah toko miras di Perumahan Green Garden. Tampak sejumlah petugas menyegel pintu toko dengan garis Satpol PP.

Hingga Kamis (17/7) pagi, video ini dibagikan lebih dari 590 kali, 100 akun menyimpannya, disukai 1.062 akun, dan mendapat 193 komentar.

Alih-alih fokus pada razia, warganet justru mempertanyakan integritas petugas dan menuding razia dilakukan tebang pilih.

“Cafe Banyak Jual Miras, Berani Grebek?”
Kolom komentar TikTok ramai sindiran pedas. @Bekasmu: “Jangan cuma toko, cafe-cafe di Dringu banyak jual miras. Berani nggak?”
@ALLAH AKBAR: “Di Maron ada yang besar juga, kenapa nggak ditindak?”

Komentar bernada sama bermunculan: razia dinilai tidak merata. Bagi sebagian warganet, pemberantasan miras seolah hanya menyasar toko kecil, sementara kafe-kafe besar tak tersentuh.

Namun, kontroversi ini tak berhenti di kritik soal razia. Justru sosok Humas Satgas Miras, Mustofa, menjadi sorotan utama.

Humas Satgas Jadi Target Bully Netizen
Netizen menuding Mustofa, yang selama ini menjadi wajah komunikasi Satgas Miras, memiliki kebiasaan yang bertolak belakang dengan misinya.

Tuduhan yang beredar: sering mabuk, terlilit utang miras, hingga dekat dengan pemandu lagu (LC).

Komentar bernada sarkas pun membanjiri kolom: @nikita.terjamin: “Ini yang kemarin ngebir sama Ninik di kafe tuh kan?”. @amel kejepit: “Sehat, Pak Mus? Info ngebir bareng!”. @sheilla andara: “Mustofa banyak utang miras di kampung Arab…”

Mustofa tak tinggal diam. Lewat akun pribadinya, ia membalas tudingan tersebut dengan nada sinis: “😂😂 akun bodong, belajar dulu bikin fitnah yang bagus, gerombolanmu RENGKESS PON 🤪🤪.”

Kepala Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Sugeng Wiyanto, akhirnya buka suara. Ia meminta publik tidak mencampuradukkan urusan pribadi dengan tugas lembaga.

“Mustofa masuk Satgas Miras bukan mewakili Satpol PP, tapi Saw Lawa Care (SLC), komunitas yang bekerja sama dalam pemberantasan miras,” jelas Sugeng.

Meski begitu, ia tak menutup mata terhadap kritik yang beredar. “Kami akan evaluasi. Kritik dari masyarakat jadi perhatian kami,” ujarnya.

Kasus ini membuka fakta bahwa pemberantasan miras bukan sekadar razia. Integritas petugas, transparansi razia, dan konsistensi penegakan aturan menjadi hal yang kini dipertanyakan publik.

Di era digital, razia bukan hanya soal penyegelan, tapi juga bagaimana aksi itu dipersepsikan. Bagi Satpol PP, kasus ini jadi peringatan: di era media sosial, setiap gerakan bisa jadi sorotan tajam publik. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.