Besuk (WartaBromo.com) – Viral video seorang perempuan lansia tergeletak di pinggir jalan dan dituduh ditelantarkan oleh anak kandungnya bikin geger jagat maya sejak Jumat (25/7/2025).
Video yang tersebar di TikTok itu memantik empati publik, menyulut narasi bahwa sang ibu, Nortaji, dianiaya dan dibuang oleh anak bungsunya, Musrika.
Hasil penelusuran langsung yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Besuk bersama tim gabungan membantah narasi tunggal yang berkembang.
Tim ini, yang terdiri atas Camat Besuk Abdul Bari, Kapolsek AKP Suhartono, tokoh NU, TKSK, dan perangkat desa, menyusuri lokasi dan mewawancarai pihak-pihak terkait di Desa Jambangan, sehari kemudian.
Camat Abdul Bari mengungkapkan, video viral itu ternyata gabungan dua kejadian berbeda waktu dan konteks.
Potongan pertama direkam oleh Arief Camra, Ketua Yayasan Griya Lansia Husnul Khatimah Malang, saat ia menemukan Nortaji terlelap di pinggir jalan pada 25 Juli 2025. Lansia itu kemudian dievakuasi ke panti sosial.
Sementara potongan kedua adalah video lama yang diambil pada 1 Juni 2025, menampilkan Musrika yang menghardik sang ibu di depan rumah.
Dalam mediasi yang digelar 3 Juni 2025, Musrika mengaku saat itu sedang mengganti pakaian ibunya yang menolak dibantu.
“Gabungan dua video ini tanpa penjelasan konteks membuat publik salah paham, seolah semuanya terjadi bersamaan,” ujar Bari.
Pemerintah Desa Jambangan turut angkat bicara. Perangkat desa, Edy, mengakui bahwa pertengkaran dan pengusiran oleh Musrika memang benar terjadi.
Tetapi bukan bersamaan dengan momen lansia tidur di jalan. Tidak seperti yang digambarkan dalam video yang beredar.
“Ibu Nortaji memang punya kebiasaan tidur di mana pun saat mengantuk. Jadi, saat ditemukan di pinggir jalan, itu bukan karena dibuang. Dia sedang mencari sesuatu, lalu tertidur,” jelas Edy.
Namun, Edy membenarkan bahwa konflik keluarga memang telah berulang.
Mediasi bersama Dinsos dan TKSK pun belum membuahkan solusi. Musrika tetap bersikeras tidak ingin tinggal serumah dengan ibunya.
“Ibu Nortaji ini sempat ikut anak sulungnya, tapi kembali ke Jambangan karena rindu rumahnya. Sayangnya, anak bungsunya kini sudah tidak peduli,” tambah Edy. (saw)