Santri Nurul Jadid dan Pesan Kebangsaan di HUT RI ke-80

22

Probolinggo (WartaBromo.com) – Ribuan santri Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, berbaris rapi di halaman Universitas Nurul Jadid (Unuja) pada Ahad pagi, 17 Agustus 2025.

Mereka mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dengan khidmat.

KH Najiburrahman Wahid, pengasuh pesantren, berdiri di mimbar inspektur upacara. Suaranya tegas, mengingatkan kembali makna kemerdekaan.

“Bangsa Indonesia saat itu belum siap secara persenjataan dan materi. Tapi karena rahmat Allah, kita berhasil merdeka,” katanya.

Ulama muda yang karib disapa Ra Najib itu, meminta para santri tidak hanya mengenang kemerdekaan lewat seremonial, tetapi juga mendoakan para syuhada yang mengorbankan hidupnya.

“Tanpa perjuangan mereka, kita tidak akan merasakan nikmat kemerdekaan hari ini,” ujarnya.

Visi Kebangsaan Pesantren
Dalam amanatnya, ia kembali menekankan nilai dasar yang menjadi ciri khas Nurul Jadid: Panca Kesadaran Santri.

Lima kesadaran itu adalah beragama, berilmu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta berorganisasi.

Menurutnya adalah fondasi penting membentuk santri yang tidak hanya alim, tetapi juga patriotik.

Ia menyinggung visi pendiri pesantren, KH Zaini Mun’im, yang sejak awal memadukan dakwah Islam dengan perjuangan kebangsaan.

“Santri tidak cukup hanya mengaji untuk dirinya sendiri. Ia harus ikut memperjuangkan keadilan sosial dan menerapkan Pancasila serta UUD 1945,” kata Ra Najib.

Lawan Mental Budak
Di hadapan ribuan santri, Ra Najib menyoroti mentalitas generasi muda.

Menurutnya, santri tidak boleh terlena menjadi generasi malas, apalagi bekerja hanya ketika terpaksa.

“Kita tidak boleh bermental budak,” ujarnya lantang.

Najiburrahman mengingatkan santri untuk mensyukuri keadaan Indonesia yang relatif damai.

“Nikmat aman ini tidak dimiliki oleh negara-negara lain seperti Palestina dan Ukraina,” katanya.

Santri Pelopor Bangsa
Pesan akhirnya sederhana namun tegas: santri Nurul Jadid harus menjadi pelopor kebangkitan bangsa.

Patriot sejati, kata dia, adalah mereka yang bekerja keras membangun negeri tanpa meninggalkan nilai keislaman Ahlussunnah wal Jamaah.

“Jadilah santri pelopor, patriot sejati, yang siap membangun bangsa,” pungkasnya. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.