Pasuruan (WartaBromo.com) – Gen Z semakin menjadi sorotan dalam dunia kerja modern, terutama karena posisi mereka yang dianggap kurang stabil dibanding generasi sebelumnya. Banyak survei dan laporan menunjukkan, generasi ini kerap menghadapi tantangan berbeda dalam mempertahankan karier.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai bagaimana perusahaan seharusnya bersikap terhadap Gen Z. Apakah Gen Z perlu menyesuaikan budaya kerja atau justru Gen Z yang harus beradaptasi dengan pola kerja yang sudah ada?
Lantas, apa yang jadi penyebab Gen Z rentan dipecat perusahaan?
1. Ketidakpastian Ekonomi
Ketidakpastian ekonomi memaksa perusahaan melakukan efisiensi biaya, salah satunya memangkas jumlah karyawan. Gen Z sering terkena imbas karena dianggap belum cukup berpengalaman dibandingkan karyawan senior yang terbukti produktif.
2. Preferensi Kerja Hybrid dan Remote
Gen Z lebih menyukai sistem kerja hybrid atau remote demi fleksibilitas. Namun, tidak semua perusahaan siap menerapkan model ini, sehingga sering menimbulkan ketidakcocokan yang berujung resign atau pemutusan kerja.
3. Menginginkan Pekerjaan Sesuai Nilai Pribadi
Bagi Gen Z, pekerjaan bukan sekadar gaji, tetapi juga kesesuaian dengan nilai pribadi. Jika perusahaan tidak memiliki visi terkait keberlanjutan, inklusivitas, atau kesejahteraan, mereka mudah kehilangan motivasi bahkan memilih keluar.
4. Prioritas pada Kesehatan Mental
Gen Z menempatkan kesehatan mental di atas pekerjaan, sehingga ketika beban kerja mengganggu keseimbangan hidup, mereka lebih memilih resign. Perusahaan yang kurang peduli terhadap kesejahteraan mental karyawan berisiko kehilangan talenta muda.
Tingginya angka Gen Z yang rentan dipecat menjadi refleksi penting bagi perusahaan untuk beradaptasi. Memberikan fleksibilitas, memperhatikan kesejahteraan mental, serta membangun budaya kerja sesuai nilai karyawan dapat menjadi kunci menjaga loyalitas generasi ini. (jun)
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda.
Klik disini.
