Probolinggo (WartaBromo.com) – Pembangunan jalan tol yang menghubungkan Probolinggo dengan Banyuwangi kian mendekati kenyataan.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB), mencatat konstruksi Tahap I ruas Probolinggo-Besuki sudah mencapai 86,43 persen per awal Agustus 2025.
Tahap I proyek strategis nasional sepanjang 49,68 kilometer itu mencakup tiga paket pekerjaan: Gending–Kraksaan, Kraksaan–Paiton, dan Paiton–Besuki. Untuk urusan lahan, JPB memastikan pembebasan telah tuntas seratus persen
“Dengan rampungnya tahap pertama, waktu tempuh dari Probolinggo ke Besuki yang biasanya memakan 75 menit bisa dipangkas hingga setengah jam saja,” kata Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono dalam keterangan tertulis yang diterima WartaBromo.com, Senin (18/8/2025).
Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) tak hanya dirancang sebagai jalur cepat. Ia diharapkan menjadi pemicu pergerakan ekonomi baru di kawasan timur Jawa Timur, khususnya Tapal Kuda.
Jasa Marga menyebut, keberadaan jalan tol akan membuka peluang pariwisata, pertanian, hingga industri di kawasan tersebut.
Jika target tercapai, segmen Gending–Paiton bisa beroperasi pada 2025. Segmen berikutnya, Paiton–Besuki, ditargetkan rampung setahun kemudian.
Jasa Marga juga menekankan penggunaan sumber daya lokal dalam pengerjaan proyek ini, mulai dari tenaga kerja hingga material konstruksi.
Ruas Probolinggo–Besuki bakal memiliki tiga gerbang tol—Kraksaan, Paiton, dan Situbondo Barat—serta tiga simpang susun di Kraksaan, Paiton, dan Besuki.
Ketika seluruh tahap pembangunan sepanjang 175,4 kilometer selesai, perjalanan Probolinggo–Banyuwangi yang selama ini memakan waktu lima jam lewat jalan arteri bisa ditekan menjadi hanya dua jam.
Di lapangan, PT Brantas Abipraya (Persero) tengah mengebut pengerjaan Paket 1 sejak Februari 2023.
Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Dian Sovana, menargetkan pembangunan sepanjang 12,88 kilometer itu selesai pada September 2025.
“Proyek ini bukan sekadar infrastruktur, tapi juga upaya menekan biaya logistik nasional sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi Jawa Timur,” ujar Dian, 23 Juli lalu.
Brantas Abipraya menggunakan teknologi Building Information Modeling (BIM) dalam pengerjaan. Teknologi ini dipilih untuk mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi risiko konstruksi.
Menunggu Efek Multiplikasi
Tol Probolinggo-Banyuwangi disebut-sebut sebagai urat nadi baru transportasi Jawa Timur bagian timur. Pemerintah pusat menempatkannya sebagai Proyek Strategis Nasional.
Di luar catatan teknis, publik kini menanti seberapa jauh jalan tol ini benar-benar menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi, sekaligus pemerata pembangunan di kawasan Tapal Kuda. (saw)