Probolinggo (WartaBromo.com) — Festival bertema tempo dulu bertajuk Pasar VOC digelar warga Kelurahan Mayangan, Kota Probolinggo, di kawasan Benteng Mayangan, Jalan Ikan Lumba-Lumba, Sabtu–Minggu (13–14/9/2025).
Kegiatan ini memadukan potensi ekonomi kreatif, seni budaya lokal, dan keberadaan bangunan kolonial sebagai bagian dari upaya memperkuat identitas kawasan.
Pembukaan berlangsung pada Sabtu malam, ditandai dengan peresmian oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, didampingi Ketua TP PKK, dr. Evariani.
Keduanya hadir dengan busana bernuansa sejarah; Aminuddin mengenakan seragam pejuang kemerdekaan, sementara Evariani tampil ala Noni Belanda.
Sejumlah warga juga mengikuti tema tersebut dengan mengenakan pakaian pangeran Jawa, prajurit Belanda, hingga busana etnik nusantara.
Setelah pembukaan, wali kota meninjau deretan stan UMKM yang menampilkan kuliner tradisional, minuman khas, serta produk kerajinan warga. Suasana kawasan pasar dikemas menyerupai lingkungan masa kolonial.
Panggung utama menampilkan musik keroncong, akustik, peragaan busana, hingga tari tradisional, yang kian memperkuat nuansa tempo dulu di sekitar benteng.
Dalam sambutannya, Aminuddin menyampaikan bahwa Pasar VOC diharapkan menjadi agenda rutin dan destinasi baru wisata budaya Kota Probolinggo.
“Kami berharap kegiatan ini berkesan sehingga bisa diteruskan dan menjadi bagian dari kalender wisata Kota Probolinggo,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan rencana pemugaran Benteng Mayangan. Menurut Aminuddin, pemkot telah menelusuri dokumen hingga Leiden, Belanda, untuk memperoleh gambaran bentuk asli bangunan tersebut.
“Secara garis besar desainnya sudah kami dapat. Jika memungkinkan, benteng akan kami pugar agar semakin menegaskan Probolinggo sebagai kota bersejarah,” katanya.
Ketua Pelaksana yang juga Ketua LPM Kelurahan Mayangan, Adi Riyanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini sepenuhnya digagas melalui swadaya masyarakat sebagai dukungan terhadap program Probolinggo Bersolek yang diinisiasi wali kota dan wakil wali kota.
Camat Mayangan, Agus Dwiwantoro, menambahkan bahwa penamaan Pasar VOC dipilih karena lokasi kegiatan berada di area benteng peninggalan Belanda.
Ia menyebut tingginya antusiasme masyarakat mendorong rencana penyelenggaraan festival tersebut setiap tiga bulan sebagai upaya menggerakkan ekonomi UMKM.
“Melihat sambutannya, kami berencana menjadikan Pasar VOC sebagai kegiatan berkala tiga bulanan,” ujarnya.
Pembukaan festival ditandai dengan penyalaan obor, penyerahan cinderamata kepada wali kota, serta pemberian santunan kepada perwakilan pengemudi ojek online di Kota Probolinggo. (saw)




















