Probolinggo (WartaBromo.com) — Sekolah bukan lagi sekadar ruang belajar akademik, tetapi juga arena penting pembentukan karakter Generasi Z.
Pesan itu disampaikan Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, saat memberikan pengarahan kepada perwakilan siswa dan guru dari seluruh SMP Negeri dalam kegiatan Sosialisasi Penguatan Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Agama di Lingkungan Sekolah, Kamis (2/10/2025), di halaman SMP Negeri 5 Kota Probolinggo.
Kegiatan yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) tersebut dirancang untuk memperkuat ketahanan karakter generasi muda, khususnya pelajar yang kini tumbuh di era serbadigital.
Pemerintah menilai bahwa Generasi Z membutuhkan pola pendampingan yang berbeda dibanding generasi sebelumnya—lebih adaptif, inklusif, dan relevan dengan tantangan zaman.
“Anak-anak kita ini generasi yang ekspresif, melek teknologi, dan punya ruang sosial yang lebih luas. Tapi di saat yang sama, mereka juga rentan terhadap banyak pengaruh negatif,” kata Wali Kota Aminuddin.
Ia mengingatkan bahwa derasnya arus informasi dan pola pergaulan digital membuat pelajar semakin mudah terpapar risiko seperti perundungan, penyalahgunaan narkoba, minuman keras, hingga keterlibatan dalam geng motor.
Karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi sekolah, keluarga, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman sekaligus menguatkan mental pelajar.
“Kita harus mendidik mereka sesuai karakter zamannya. Mereka ini calon pemimpin Indonesia 2045. Kalau hari ini rapuh, masa depan bangsa ikut rapuh,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota juga menyampaikan pesan khusus kepada para guru. Menurutnya, guru menjadi figur penting yang bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan daya tahan mental siswa dalam berhadapan dengan dinamika sosial.
“Saya berpesan kepada Bapak dan Ibu guru agar tidak lelah mendampingi dan membimbing. Anak-anak ini adalah aset bangsa,” tuturnya.
Tokoh masyarakat Probolinggo, H. Nasution, yang turut hadir, menegaskan bahwa sekolah bagi Generasi Z berfungsi sebagai “keluarga kedua”. Di sinilah pelajar mengenal interaksi sosial, belajar memahami perbedaan, dan membangun identitas diri.
“Di sekolah, mereka belajar kehidupan. Mereka membangun jaringan pertemanan dan belajar toleransi,” ujar Nasution.
Melalui kegiatan ini, Pemkot Probolinggo berharap kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat dapat memperkuat ketahanan generasi muda dalam menghadapi perubahan zaman.
Nilai-nilai agama, sosial, budaya, dan ekonomi dikenalkan secara seimbang agar pelajar memiliki landasan moral yang kokoh sekaligus kemampuan beradaptasi.
Program penguatan karakter ini rencananya akan terus diperluas ke berbagai jenjang pendidikan di Kota Probolinggo sebagai bagian dari strategi jangka panjang menyiapkan Generasi Z yang cerdas, berdaya saing, dan resilien. (saw)





















