Isak Tangis Iringi Pemakaman Syakur Korban KMP Tunu, Keluarga: Pas 100 Hari Ditemukan

36

Pasuruan (WartaBromo.com) – Isak tangis mengiringi kedatangan jenazah Mukhamad Syakur (37), korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, di rumah duka lingkungan Kranggilan, Kelurahan Krapyakrejo, Kota Pasuruan, Selasa (7/10/2025) malam. Setelah tiga bulan dinyatakan hilang, jasad Syakur akhirnya ditemukan di pantai wilayah Bali — bertepatan dengan hari ke-100 sejak ia dinyatakan meninggal dunia.

Ambulans yang membawa jenazah tiba di rumah keluarga sekitar pukul 20.30 WIB. Sejak sore, pelayat sudah memadati halaman rumah, menunggu dengan haru. Saat peti jenazah diturunkan, tangis keluarga pecah. Tak lama kemudian, warga menggelar tahlil, menyalatkan jenazah di masjid terdekat, lalu memakamkannya di TPU Krapyakrejo.

Tiga anggota keluarga, yakni menjemput langsung jasad Syakur ke Kabupaten Jembrana, Bali. Agus, keluarga korban mengatakan jasad Syakur ditemukan warga dalam kondisi terkubur pasir di tepi pantai.

Sesampainya di rumah sakit, Agus melihat kondisi jasad kakaknya yang masih cukup utuh meski sudah tiga bulan berada di laut.

“Bagian kepala memang terkelupas, tapi tubuhnya masih utuh. Jaket, baju, dan tas pinggang juga masih melekat di badannya. Sekitar 80 persen jasadnya masih utuh,” tutur Agus.

Sementara itu, Zakiyah, adik kandung Syakur, membenarkan bahwa jasad kakaknya ditemukan tepat seratus hari setelah musibah kapal tenggelam. “Iya, kalau dari hitungan itu pas 100 harinya Mas Syakur,” ujarnya.

Zakiyah mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum kabar penemuan itu datang. Namun, begitu mendapat informasi dari pihak berwenang, keluarga langsung yakin bahwa jasad tersebut adalah milik Syakur.

“Nggak ada firasat apa-apa. Kita yakin kalau itu Mas Syakur dari tas yang dipakai, sekaligus juga identitas yang masih utuh di dalamnya,” kata Zakiyah.

Dikenal sebagai pengrajin mebel, Syakur rutin mengirim produk ke Bali dan memiliki pelanggan tetap di sana. Aktivitas pengiriman sempat terhenti selama pandemi Covid-19, namun tiga tahun terakhir ia kembali merintis usaha dan aktif kembali berdagang.

Menurut keluarga, Syakur dikenal sebagai sosok yang pekerja keras, patuh pada orang tua, dan gemar berbagi. Sebelum berangkat ke Bali pada Juli lalu, ia bahkan sempat berencana menggelar santunan anak yatim di musala dekat rumahnya.

“Dia bilang mau pulang hari Jumat biar Sabtunya bisa santunan anak yatim, pas tanggal 10 Muharam. Tapi Allah berkehendak lain,” kenang Zakiyah.

Keluarga mengaku sudah pasrah sejak pencarian dihentikan oleh tim Basarnas. Namun doa agar jasad Syakur bisa ditemukan tak pernah putus.

“Kami sekeluarga sudah ikhlas. Mungkin ini cara Allah menunjukkan kebesaran-Nya. Almarhum orang baik, semoga ditempatkan di tempat terbaik,” pungkas Zakiyah. (don)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.