Bangil (WartaBromo) – Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan bencana, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariadi, menegaskan bahwa intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir berpotensi menimbulkan bencana alam di sejumlah wilayah, khususnya di daerah perbukitan dan bantaran sungai.
“Kami meminta masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor, agar tetap waspada. Musim hujan seringkali membawa risiko bencana, yang jika tidak diantisipasi, bisa menimbulkan kerugian besar,” ujar Sugeng kepada WartaBromo, Rabu (22/10/2025).
Sugeng menjelaskan, pihaknya telah memetakan sedikitnya 17 kecamatan dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi.
Beberapa kecamatan seperti Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Pohjentrek, Gondangwetan, Winongan, Grati, Rejoso, dan Nguling termasuk wilayah dengan potensi besar terjadinya banjir.
“Untuk mitigasi banjir di masing-masing sungai telah kami pasang Early Warning System (peringatan dini) deteksi banjir,” jelasnya.
Sementara itu, wilayah Prigen, Purwosari, Purwodadi, Tutur, Tosari, Lumbang, dan Puspo ditetapkan sebagai kawasan dengan potensi tanah longsor.
“Sedangkan untuk daerah rawan longsor seperti Desa Wonokitri, kami juga sudah memasang pendeteksi longsor. Rambu-rambu evakuasi juga sudah kami pasang di setiap desa atau kelurahan rawan bencana,” tambahnya.
Selain memasang alat deteksi dini, BPBD juga memperkuat jaringan komunikasi dengan relawan di setiap kecamatan. Koordinasi ini dilakukan untuk memastikan informasi kondisi terkini di wilayah hulu, seperti Tosari, Puspo, Tutur, dan Prigen, dapat segera diteruskan ke wilayah hilir jika muncul potensi bencana.
“Jika ada potensi longsor atau banjir di wilayah hulu, informasi akan segera kami teruskan ke wilayah hilir agar masyarakat bisa bersiaga,” terangnya.
BPBD juga aktif memantau prakiraan cuaca dari BMKG guna mengantisipasi kemungkinan terburuk akibat curah hujan ekstrem yang kerap terjadi pada puncak musim hujan.
Menurut Sugeng, upaya mitigasi tidak hanya dilakukan lewat sistem peringatan dini, tetapi juga melalui edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. BPBD rutin berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, desa, serta berbagai elemen masyarakat agar kesiapsiagaan dapat meningkat setiap tahunnya.
“Kami lakukan sosialisasi dan komunikasi secara rutin dengan aparat kecamatan dan desa. Minimal, kalaupun bencana tak bisa dihindari, warga sudah tahu langkah penyelamatan yang tepat,” pungkasnya. (fir/red)