Lumajang (Wartabromo.com) – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali meningkat. Berdasarkan laporan resmi Pos Pengamatan Gunung Api Semeru periode Minggu (26/10/2025) pukul 00.00–24.00 WIB, tercatat 26 kali letusan disertai suara gemuruh lemah hingga sedang.
Cuaca di sekitar gunung terpantau cerah hingga mendung, dengan angin bertiup lemah ke arah selatan dan barat daya. Suhu udara berkisar antara 21 hingga 30 derajat Celcius.
Dalam kondisi visual, gunung tampak jelas hingga tertutup kabut tipis, sementara asap kawah berwarna putih kelabu membubung setinggi 100–300 meter dari puncak.
Petugas pos pengamatan melaporkan adanya guguran lava pijar dengan jarak luncur antara 300 hingga 2.000 meter ke arah tenggara menuju curah kobokan. Aktivitas ini menunjukkan masih tingginya dinamika magma di tubuh gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Selain itu, kolom abu dari letusan membumbung setinggi 300 hingga 1.000 meter dengan warna putih kelabu pekat dan condong ke arah barat hingga barat daya.
Data kegempaan mencatat 119 kali gempa letusan dengan amplitudo 10–23 mm dan durasi 58–167 detik.
7 kali gempa guguran dengan amplitudo 2–6 mm. 24 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3–8 mm. 6 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 6–25 mm dan durasi 33–131 detik.
Aktivitas tersebut menunjukkan bahwa Gunung Semeru masih dalam fase erupsi aktif, meski berstatus Level II (Waspada).
PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi seluruh rekomendasi keamanan berikut:
1. Dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak. Di luar zona tersebut, warga juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai, karena berpotensi terlanda awan panas dan lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
2. Menjauhi radius 2,5 km dari kawah karena rawan lontaran batu pijar.
3. Mewaspadai aliran lahar dan guguran lava di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta anak sungainya.
PVMBG menegaskan bahwa situasi Semeru masih terkendali, namun potensi awan panas dan lahar tetap bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama saat hujan deras mengguyur kawasan puncak. (rud)





















