Probolinggo (WartaBromo.com) — Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) akan melakukan penataan ulang Jalur Lingkar Kaldera Tengger (JLKT) di kawasan Bromo, Jawa Timur.
Penataan tersebut akan mengubah pola lalu lintas kendaraan wisata seperti jip dan sepeda motor yang selama ini melintasi kawasan taman nasional.
Kepala BB TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan, penataan ini dilakukan untuk menertibkan jalur wisata yang dinilai semrawut.
Sekaligus menjaga kawasan adat Tengger serta memulihkan ekosistem Bromo yang mulai terdegradasi.
“Langkah ini bertujuan merapikan tata kelola wisata sekaligus melindungi kawasan sakral adat Tengger. Kami juga ingin mengembalikan fungsi ekologis Bromo Tengger Semeru,” ujarnya, Kamis (30/10/2025).
Menurut Rudijanta, proyek penataan JLKT diharapkan mampu memulihkan sejumlah flora endemik yang selama ini menjadi ciri khas kawasan Bromo, seperti Anggrek Tosari (Habenaria tosariensis) dan Suket Melelo (Styphelia javanica).
“Dengan pengaturan ulang jalur wisata, kami berharap flora khas Bromo dapat kembali tumbuh dengan baik,” katanya.
Selain penataan jalur, BB TNBTS juga akan menambah sejumlah fasilitas penunjang wisata.
Seperti titik parkir jip, toilet umum, dan area khusus pelaku UMKM yang akan disentralisasi dalam satu kawasan menyerupai pujasera.
“Selama ini banyak lapak pedagang berdiri di area lautan pasir. Nantinya, seluruh aktivitas perdagangan akan dipusatkan agar lebih tertib dan ramah lingkungan,” tutur Rudijanta.
Rencana penataan ulang JLKT ini telah disepakati bersama oleh pelaku wisata, komunitas jip, masyarakat adat Tengger, dan pemerintah daerah.
“Semua pihak sudah menyetujui rencana ini. Saat ini kami bersiap masuk tahap pelaksanaan pembangunan, dengan target selesai pada tahun 2026,” ucapnya.
Penataan JLKT diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan wisata Bromo Tengger Semeru agar lebih berkelanjutan, tanpa mengurangi nilai budaya dan spiritual masyarakat Tengger.
“Dengan penataan yang lebih baik, wisata Bromo akan menjadi lebih tertib, nyaman, dan tetap menjaga kelestarian alamnya,” ujar Rudijanta. (saw)





















