Warga Probolinggo Keluhkan Motor Rusak Usai Isi Pertalite, DKUPP dan Polisi Lakukan Penelusuran

25

Probolinggo (WartaBromo.com) — Sejumlah warga di Kota Probolinggo mengeluhkan sepeda motor mereka mendadak bermasalah setelah mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Keluhan ini ramai dibicarakan di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran publik terkait kemungkinan adanya perubahan kualitas bahan bakar.

Salah satu keluhan viral datang dari akun Facebook @Dana Nava 23 yang menulis pengalamannya pada awal pekan ini.

Ia mengaku motornya langsung brebet setelah mengisi Pertalite di SPBU dekat Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo.

“Saya kira cuma di Surabaya yang bermasalah, ternyata di Probolinggo juga. Motor langsung brebet setelah isi Pertalite full, padahal baru dua bulan keluar dealer,” tulisnya.

Unggahan tersebut menuai ratusan komentar dari warganet. Beberapa di antaranya bahkan membandingkan warna dan performa bahan bakar antara SPBU Pertamina dan pom mini.

“Yang dari pom mini warnanya kebiruan seperti Pertamax, tapi dari SPBU Pertamina warnanya hijau daun,” tulis pengguna akun lain, @Al A’hmad.

Tidak hanya pengguna pribadi, sejumlah pengemudi ojek online (ojol) di Probolinggo juga mengalami hal serupa.

Salah satunya, Andi, yang mengungkap motor Honda Vario miliknya brebet tak lama setelah mengisi Pertalite di SPBU wilayah Kademangan, Selasa (28/10/2025).

“Motornya baru diservis Minggu kemarin, tapi setelah isi Pertalite langsung nyendat-nyendat,” kata warga Kademangan itu.

Ia menguras tangki dan mengganti bahan bakar dengan Pertamax 92, namun mesin motor tetap tersendat. Setelah dibawa ke bengkel, mekanik menyebut busi motornya terbakar akibat panas berlebih.

“Akhirnya ganti busi. Kata montirnya, panas karena bahan bakarnya kurang bagus,” ujarnya.

Keluhan serupa juga disampaikan Mahfud, pengemudi ojol asal Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan. Ia menuturkan, motornya mulai brebet sehari setelah mengisi Pertalite.

“Teman-teman ojol lain juga mengeluh hal yang sama. Motornya baru, tapi gejalanya mirip,” katanya.

Bahkan ada motor yang sempat mogok beberapa kali setelah diisi Pertalite. Kalau digas terlalu tinggi langsung mati. Harus didinginkan dulu baru bisa jalan,

Kondisi ini memberatkan para pengemudi ojol. Jika menggunakan Pertalite, motor bermasalah, sedangkan jika beralih ke Pertamax, biaya operasional meningkat.

“Isi Pertalite biasa Rp50 ribu per hari. Kalau pakai Pertamax bisa Rp70 ribu. Penghasilan kami kadang cuma Rp100 ribu, jadi rugi,” katanya.

Maraknya keluhan ini mendapat perhatian dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo.

Kepala DKUPP, Slamet Suwantoro, memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Probolinggo Kota untuk melakukan penelusuran.

“Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian. Jika ada laporan atau bukti yang valid, tim akan turun melakukan pengecekan dan uji laboratorium bersama Pertamina,” ujarnya, Jumat (31/10/2025).

Slamet menambahkan, DKUPP juga siap melakukan uji metrologi apabila ditemukan indikasi ketidaksesuaian takaran atau mutu bahan bakar di lapangan.

Isu Etanol Kembali Jadi Sorotan

Isu kandungan etanol 10 persen pada Pertalite sebelumnya memang sempat menjadi perhatian nasional. Kandungan etanol berlebih disebut dapat memengaruhi kinerja mesin, terutama kendaraan bermotor keluaran lama.

Namun hingga kini, Pertamina belum memberikan pernyataan resmi terkait hasil uji laboratorium terhadap BBM yang beredar di wilayah Probolinggo. (saw)

Website with WhatsApp Message
Follow Official WhatsApp Channel WARTABROMO untuk mendapatkan update terkini berita di sekitar anda. Klik disini.